Rabu, 28 November 2012

Perumusan dan Pelaksanaan Strategi


Pengertian Strategi
 Definisi strategi adalah cara untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi bisnis bisa berupa perluasan geografis, diversifikasi, akusisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, rasionalisasi karyawan, divestasi, likuidasi dan joint venture (David, p.15, 2004).
 Pengertian strategi adalah Rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan, yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi (Glueck dan Jauch, p.9, 1989).
 Pengertian strategi secara umum dan khusus sebagai berikut:

 1. Pengertian Umum
 Strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.
 2. Pengertian Khusus
 Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan.
 Perumusan Strategi
 Perumusan strategi merupakan proses penyusunan langkah-langkah ke depan yang dimaksudkan untuk membangun visi dan misi organisasi, menetapkan tujuan strategis dan keuangan perusahaan, serta merancang strategi untuk mencapai tujuan tersebut dalam rangka menyediakan customer value terbaik.

 Beberapa langkah yang perlu dilakukan perusahaan dalam merumuskan strategi, yaitu:
 1. Mengidentifikasi lingkungan yang akan dimasuki oleh perusahaan di masa depan dan menentukan misi perusahaan untuk mencapai visi yang dicita-citakan dalam lingkungan tersebut.
 2. Melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal untuk mengukur kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang akan dihadapi oleh perusahaan dalam menjalankan misinya.
 3. Merumuskan faktor-faktor ukuran keberhasilan (key success factors) dari strategi-strategi yang dirancang berdasarkan analisis sebelumnya.
 4. Menentukan tujuan dan target terukur, mengevaluasi berbagai alternatif strategi dengan mempertimbangkan sumberdaya yang dimiliki dan kondisi eksternal yang dihadapi.
 5. Memilih strategi yang paling sesuai untuk mencapai tujuan jangka pendek dan jangka panjang. (Hariadi, 2005).

Tingkat-tingkat Strategi
 Dengan merujuk pada pandangan Dan Schendel dan Charles Hofer, Higgins (1985) menjelaskan adanya empat tingkatan strategi.
 Keseluruhannya disebut Master Strategy, yaitu: enterprise strategy, corporate strategy, business strategy dan functional strategy.

 a) Enterprise Strategy
 Strategi ini berkaitan dengan respons masyarakat. Setiap organisasi mempunyai hubungan dengan masyarakat. Masyarakat adalah kelompok yang berada di luar organisasi yang tidak dapat dikontrol. Di dalam masyarakat yang tidak terkendali itu, ada pemerintah dan berbagai kelompok lain seperti kelompok penekan, kelompok politik dan kelompok sosial lainnya. Jadi dalam strategi enterprise terlihat relasi antara organisasi dan masyarakat luar, sejauh interaksi itu akan dilakukan sehingga dapat menguntungkan organisasi. Strategi itu juga menampakkan bahwa organisasi sungguh-sungguh bekerja dan berusaha untuk memberi pelayanan yang baik terhadap tuntutan dan kebutuhan masyarakat.

 b) Corporate Strategy
 Strategi ini berkaitan dengan misi organisasi, sehingga sering disebut Grand Strategy yang meliputi bidang yang digeluti oleh suatu organisasi. Pertanyaan apa yang menjadi bisnis atau urusan kita dan bagaimana kita mengendalikan bisnis itu, tidak semata-
 mata untuk dijawab oleh organisasi bisnis, tetapi juga oleh setiap organisasi pemerintahan dan organisasi nonprofit. Apakah misi universitas yang utama? Apakah misi yayasan ini, yayasan itu, apakah misi lembaga ini, lembaga itu? Apakah misi utama
 direktorat jenderal ini, direktorat jenderal itu? Apakah misi badan ini, badan itu? Begitu seterusnya.
 Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan itu sangat penting dan kalau keliru dijawab bisa fatal. Misalnya, kalau jawaban terhadap misi universitas ialah terjun kedalam dunia bisnis agar menjadi kaya maka akibatnya bisa menjadi buruk, baik terhadap anak didiknya, terhadap pemerintah, maupun terhadap bangsa dan negaranya. Bagaimana misi itu dijalankan juga penting. Ini memerlukan keputusan-keputusan stratejik dan perencanaan
 stratejik yang selayaknya juga disiapkan oleh setiap organisasi.

 c) Business Strategy
 Strategi pada tingkat ini menjabarkan bagaimana merebut pasaran di tengah masyarakat. Bagaimana menempatkan organisasi di hati para penguasa, para pengusaha, para donor dan sebagainya. Semua itu dimaksudkan untuk dapat memperoleh keuntungan-keuntungan
 stratejik yang sekaligus mampu menunjang berkembangnya organisasi ke tingkat yang lebih baik.

 d) Functional Strategy
 Strategi ini merupakan strategi pendukung dan untuk menunjang suksesnya strategi lain. Ada tiga jenis strategi functional yaitu:
 • Strategi functional ekonomi yaitu mencakup fungsi-fungsi yang memungkinkan organisasi hidup sebagai satu kesatuan ekonomi yang sehat, antara lain yang berkaitan dengan keuangan, pemasaran, sumber daya, penelitian dan pengembangan.
 • Strategi functional manajemen, mencakup fungsi-fungsi manajemen yaitu planning, organizing, implementating, controlling, staffing, leading, motivating, communicating,
 decision making, representing, dan integrating.
 • Strategi isu stratejik, fungsi utamanya ialah mengontrol lingkungan, baik situasi lingkungan yang sudah diketahui maupun situasi yang belum diketahui atau yang selalu berubah (J. Salusu, p 101, 1996).
 Tingkat-tingkat strategi itu merupakan kesatuan yang bulat dan menjadi isyarat bagi setiap pengambil keputusan tertinggi bahwa mengelola organisasi tidak boleh dilihat dari sudut kerapian administratif semata, tetapi juga hendaknya memperhitungkan soal
 “kesehatan” organisasi dari sudut ekonomi (J. Salusu, p 104, 1996).
 Jenis-jenis Strategi
 Banyak organisasi menjalankan dua strategi atau lebih secara bersamaan, namun strategi kombinasi dapat sangat beresiko jika dijalankan terlalu jauh. Di perusahaan yang besar dan terdiversifikasi, strategi kombinasi biasanya digunakan ketika divisi-divisi yang
 berlainan menjalankan strategi yang berbeda. Juga, organisasi yang berjuang untuk tetap hidup mungkin menggunakan gabungan dari sejumlah strategi defensif, seperti divestasi, likuidasi, dan rasionalisasi biaya secara bersamaan.

 Jenis-jenis strategi adalah sebagai berikut:
 1. Strategi Integrasi
 Integrasi ke depan, integrasi ke belakang, integrasi horizontal kadang semuanya disebut sebagai integrasi vertikal. Strategi integrasi vertikal memungkinkan perusahaan dapat mengendalikan para distributor, pemasok, dan / atau pesaing.

 2. Strategi Intensif
 Penetrasi pasar, dan pengembangan produk kadang disebut sebagai strategi intensif
 karena semuanya memerlukan usaha-usaha intensif jika posisi persaingan perusahaan dengan produk yang ada hendak ditingkatkan.

 3. Strategi Diversifikasi
 Terdapat tiga jenis strategi diversifikasi, yaitu diversifikasi konsentrik, horizontal, dan konglomerat. Menambah produk atau jasa baru, namun masih terkait biasanya disebut diversifikasi konsentrik. Menambah produk atau jasa baru yang tidak terkait untuk pelanggan yang sudah ada disebut diversifikasi horizontal. Menambah produk atau jasa baru yang tidak disebut diversifikasi konglomerat.

 4. Strategi Defensif
 Disamping strategi integrative, intensif, dan diversifikasi, organisasi juga dapat menjalankan strategi rasionalisasi biaya, divestasi, atau likuidasi.
 Rasionalisasi Biaya, terjadi ketika suatu organisasi melakukan restrukturisasi melalui penghematan biaya dan aset untuk meningkatkan kembali penjualan dan laba yang sedang
 menurun. Kadang disebut sebagai strategi berbalik (turnaround) atau reorganisasi, rasionalisasi biaya dirancang untuk memperkuat kompetensi pembeda dasar organisasi. Selama proses rasionalisasi biaya, perencana strategi bekerja dengan sumber daya terbatas dan menghadapi tekanan dari para pemegang saham, karyawan dan media.
 Divestasi adalah menjual suatu divisi atau bagian dari organisasi. Divestasi sering digunakan untuk meningkatkan modal yang selanjutnya akan digunakan untuk akusisi atau investasi strategis lebih lanjut. Divestasi dapat menjadi bagian dari strategi rasionalisasi biaya menyeluruh untuk melepaskan organisasi dari bisnis yang tidak menguntungkan, yang memerlukan modal terlalu besar, atau tidak cocok dengan aktivitas lainnya dalam perusahaan. Likuidasi adalah menjual semua aset sebuah perusahaan secara bertahap sesuai nilai nyata aset tersebut. Likuidasi merupakan pengakuan kekalahan dan akibatnya bisa merupakan strategi yang secara emosional sulit dilakukan. Namun, barangkali lebih baik berhenti beroperasi daripada terus menderita kerugian dalam jumlah besar.

 5. Strategi Umum Michael Porter
 Menurut Porter, ada tiga landasan strategi yang dapat membantu organisasi memperoleh keunggulan kompetitif, yaitu keunggulan biaya, diferensiasi, dan fokus. Porter menamakan ketiganya strategi umum.
 Keunggulan biaya menekankan pada pembuatan produk standar dengan biaya per unit sangat rendah untuk konsumen yang peka terhadap perubahan harga. Diferensiasi adalah strategi dengan tujuan membuat produk dan menyediakan jasa yang dianggap unik di seluruh industri dan ditujukan kepada konsumen yang relatif tidak terlalu peduli terhadap perubahan harga. Fokus berarti membuat produk dan menyediakan jasa yang memenuhi keperluan sejumlah kelompok kecil konsumen.
 (David, p.231, 2004)


Kesimpulan :
 Pengertian strategi adalah Rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan, yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi.
Tingkat-tingkat Strategi
 Keseluruhannya disebut Master Strategy, yaitu: enterprise strategy, corporate strategy, business strategy dan functional strategy.



Kepemimpinan


Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah “melakukanya dalam kerja” dengan praktik seperti pemagangan pada seorang seniman, ahli pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari perannya memberikan pengajaran/instruksi.
 Ciri-ciri Seorang Pemimpin
 Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan bahwa pemimipin yang efektif mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma, pandangan ke depan, daya persuasi, dan intensitas. Dan memang, apabila kita berpikir tentang pemimpin yang heroik seperti Napoleon, Washington, Lincoln, Churcill, Sukarno, Jenderal Sudirman, dan sebagainya kita harus mengakui bahwa sifat-sifat seperti itu melekat pada diri mereka dan telah mereka manfaatkan untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan.

 Ciri-ciri pemimpin berkarakter Sebagai berikut:

 1. Jujur terhadap diri sendiri dan orang lain. Jujur dengan kekuatan diri dan kelemahan dan usaha untuk memperbaikinya.
 2. Pemimipin harusnya berempati terhadap bawahannya secara tulus.
 3. Memiliki rasa ingin tahu dan dapat didekati sehingga orang lain merasa aman dalam menyampaikan umpan balik dan gagasan-gagasan baru secara jujur, lugas dan penuh rasa hormat kepada pemimpinnya.
 4. Bersikap transparan dan mampu menghormati pesaing dan belajar dari mereka dalam situasi kepemimpinan ataupun kondisi bisnis pada umumnya.
 5. Memiliki kecerdasan, cermat dan tangguh sehingga mampu bekerja secara professional keilmuan dalam jabatannya.
 6. Memiliki rasa kehormatan diri dan berdisiplin pribadi, sehingga mampu dan mempunyai rasa tanggungjawab pribadi atas perilaku pribadinya.
 7. Memiliki kemampuan berkomunikasi, semangat ” team work “, kreatif, percaya diri, inovatif dan mobilitas.

Jenis dan Macam Gaya Kepemimpinan :

1. Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan.

2. Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic
 Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya.

3. Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire
 Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di mana para bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang dihadapi.

Sumber Artikel :

Kesimpulan :
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
Jenis dan Macam Gaya Kepemimpinan :
1. Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian 
2. Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic
3. Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire




Mengelolah Kinerja dan Mutu


Untuk mengontrol suatu organisasi secara efektif, mengharuskan adanya informasi tentang standar kinerja dan kinerja yang sebenarnya, memikirkan tindakan apa yang perlu dilakukan untuk memperbaiki segala bentuk penyimpangan yang terjadi, para manajer juga harus menentukan informasi seperti apa yang penting, bagaimana cara mereka mendapatkan informasi tersebut, serta bagaimana mereka bisa dan harus merespon informasi tersebut. Sebagian besar organisasi berfokus pada pengukuran dan pengawasan kinerja keuangan, seperti penjualan, pendapatan, dan keuntungan.

• Kartu Skor Berimbang
 Merupakan sistem kontrol manajemen komprehensif yang menyeimbangkan ukuran keuangan tradisional dengan ukuran layanan pelanggan, proses bisnis internal, dan kemampuan organisasi untuk belajar dan tumbuh.

Semua sistem kontrol yang dirancang dengan baik akan melibatkan penggunaan umpan balik untuk menentukan apakah kinerja memenuhi standar yang telah dibuat. Manajer merancang sistem kontrol yang terdiri atas empat langkah utama, yaitu membangun standar, mengukur kinerja, membandingkan kinerja dengan standar, dan membuat koreksi yang dibutuhkan.

Kontrol anggaran merupakan salah satu metode yang paling sering digunakan dalam kontrol manajemen, yaitu proses penentuan target untuk pengeluaran organisasi, mengawasi hasil dan membandingkannya dengan anggaran yang ada, dan membuat perubahan jika perlu. Sebagai alat pengontrol, anggaran adalah laporan yang berisi pengeluaran terkini dan terencana, serta biasanya berisi perbedaan antara jumlah unit yang dianggarkan dengan jumlah unit yang ada. Anggaran yang biasanya digunakan manajer adalah anggaran biaya, anggaran pendapatan, anggaran kas, dan anggaran modal. Adanya kontrol keuangan juga diperlukan oleh suatu perusahaan sebagai informasi apakah keuangan perusahaan dalam posisi baik, serta menjadi indikator berguna yang menunjukkan permasalahan kinerja lainnya.

• Laporan Keuangan
 Berfungsi sebagai pemberi informasi dasar yang digunakan untuk melakukan kontrol keuangan dari sebuah organisasi. Neraca keuangan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan yang berhubungan dengan aset dan kewajiban pada waktu tertentu, serta laporan laba-rugi yang meringkaas kinerja keuangan perusahaan untuk interval tertentu, merupakan titik awal dalam melakukan kontrol keuangan.

Analisis keuangan yang dilakukan bisanya berfokus pada rasio statistik yang menunjukkan hubungan antara indikator-indikator kinerja, rasio tersebut ialah :

·         Rasio Likuidasi : Menunjukkan kemampuan organisasi untuk memenuhi kewajiban utang lancarnya.
·         Rasio Aktivitas : Mengukur kinerja internal yang berkaitan dengan aktivitas inti yang ditentujkan oleh manajemen.
·         Rasio Keuntungan : Menyatakan keuntungan yang bergantung pada sumber keuntungan.
·         Rasio Leverage : Aktivitas pendanaan dengan uang pinjaman.

Selain itu terdapat juga kontrol hierarki yang merupakan penggunaan aturan, kebijakan, hierarki wewenang, dan alat formal lain untuk memengaruhi perilaku pegawai dan menilai kinerja. Sedangkan, kontrol didesentralisasi merupakan penggunaan budaya perusahaan, norma kelompok, dan fokus terhadap tujuan, daripada aturan dan prosedur, untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam kontrol didesentralisasi terdapat manajemen buka buku yang memberi berbagai informasi keuangan dan hasil-hasilnya dengan semua pegawai di organisasi, serta manajemen kualitas total (TQM) yang merupakan komitmen seluruh anggota perusahaan untuk menanamkan kualitas ke dalam setiap aktivitas dengan cara melakukan perbaikan terus-menerus.
 Tenik-teknik TQM :

1. Siklus kualitas
 2. Tolok ukur
 3. Six sigma
 4. Pengurangan siklus waktu
 5. Perbaikan terus-menerus

Beberapa trend besar dalam kendali mutu dan keuangan adalah standar kualitas nasional, sistem pertambahan nilai ekonomis dan sistem pertambahan nilai pasar, serta pembiayaan berbasis aktivitas dan tata kelola perusahaan yang meningkat.



Kesimpulan :
Kartu Skor Berimbang
 Merupakan sistem kontrol manajemen komprehensif yang menyeimbangkan ukuran keuangan tradisional dengan ukuran layanan pelanggan, proses bisnis internal, dan kemampuan organisasi untuk belajar dan tumbuh.
Laporan Keuangan
 Berfungsi sebagai pemberi informasi dasar yang digunakan untuk melakukan kontrol keuangan dari sebuah organisasi
Analisis keuangan yang dilakukan bisanya berfokus pada rasio statistik yang menunjukkan hubungan antara indikator-indikator kinerja, rasio tersebut ialah :

·         Rasio Likuidasi : Menunjukkan kemampuan organisasi untuk memenuhi kewajiban utang lancarnya.
·         Rasio Aktivitas : Mengukur kinerja internal yang berkaitan dengan aktivitas inti yang ditentujkan oleh manajemen.
·         Rasio Keuntungan : Menyatakan keuntungan yang bergantung pada sumber keuntungan.
·         Rasio Leverage : Aktivitas pendanaan dengan uang pinjaman.


Senin, 19 November 2012

Contoh Resensi Buku


Judul buku : Transportasi
Penyusun   : Fenita Agus
Penerbit     : PT. Primamedia Pustaka
Tahun        : 2005
Format       : 14 x 17 cm
Tebal         : 24 halaman

     Sejak dahulu orang membutuhkan sarana transportasi. Dahulu orang menggunakan tenaga manusia dan hewan untuk transportasi. Karena cara tersebut tidak maksimal, kini manusia mulai memanfaatkan tenaga mesin.
     Mobil pertama kali muncul pada tahun 1769. Mobil ini dirancang oleh Nicholas-Joseph Cugnot dari Prancis. Mobil ini merupakan sebuah alat militer besar yang digerakkan oleh tenaga uap.
     Kereta api pertama yang ditarik oleh lokomotif  ditemukan sekitar tahun 1804 di Eropa. Lokomotif ini degerakkan oleh tenaga uap. Awalnya lokomotif ini digunakan untuk menarik bahan tambang.
     Perancang pesawat terbang  yang pertama kali secara serius menerapkan prinsip aeronautika adalah Wilbur dan Orville Wright. Pesawat terbesar yang pernah tercatat adalah  Antonov  225 mriya buatan Ukraina. Pesawat ini digunakan untuk mengangkut perangkat pesawat program luar angkasa Uni Soviet.
     Hovercraft adalah salah satu kendaraan amfibi. Kendaraan ini memiliki bantalan udara yang sangat kuat di bagian bawah.
     Helikopter adalah kendaraan udara yang penggerak utamanya adalah satu/lebih baling-baling dalam posisi horisontal. Kata Helikopter berasal dari bahasa Yunani helix (melingkar) dan pteron (sayap). Jadi, helikopter bisa diartikan kendaraan yang digerakkan oleh sayap yang berputar melingkar.