Kamis, 16 Oktober 2014

Cerpen - Kasih Sayang Tak Ternilai


Kasih Sayang Tak Ternilai

       

         Pada saat pulang sekolah Hendra bersama teman-temannya yaitu Ari, Agus dan Sandy singgah ke suatu pondok di pinggir jalan tempat biasa mereka bermain sepulang sekolah. Disana mereka menghabiskan waktu mulai tengah hari sepulang sekolah sampai hari gelap. Disana ke-empat anak tersebut merokok dan sambil bermain kartu, diselingi bermain gitar dan mengobrol.
         “Eh kita kan udah kelas 3 sebentar lagi mau UN, masa kita ga ada perubahan sih, gini-gini aja tiap hari ga pernah belajar gimana mau lulus?” kata Sandy.
         “Ah nyantai aja kali, UN masih 6 bulan lagi, yah paling juga kaya tahun kemaren lagi, bocoran dimana-mana, ga usah diambil pusing!” jawab Hendra.
         “Ah lo sih enak br, bokap lo kepala yayasan sekolah jadi ga mungkin kalo lo ga lulus” kata Agus.
         “Nah betul tuh kata Agus, kayanya w mau fokus skolah dulu deh.” kata Ari.
         “Ah cupu loo!!!” ejek Hendra (sambil tertawa dengan yang lain)
         Perbincangan mereka terus berlanjut sampai sore tiba, satu per satu dari mereka mulai meninggalkan tempat tersebut, kecuali Hendra. Hendra lebih memilih menghabiskan waktu diluar rumah dibandingkan di rumahnya sendiri. Karena jika ia pulang ke rumah, di rumahnya tidak ada orang, ayah dan ibunya sibuk bekerja masing-masing, dan selalu pulang tengah malam. Hendra hanya anak tunggal di keluarganya.
         Di pagi harinya, saat Hendra bangun, ia melihat kedua orang tuanya sudah rapih dan siap berangkat ke kantor masing-masing. Hendra hanya sarapan sendirian di rumahnya. Hatinya sangat sedih, dan kadang merasa iri dengan teman-temannya.
         Di sekolah Hendra merasa gelisah karena hari ini ada pelajaran yang ia tidak sukai yaitu Agama. Dan yang membuat gelisah adalah praktek membaca Al-Qur’an. Hendra tidak bisa membaca Al-Qur’an karena ia tidak pernah mengaji dan kedua orang tuanya pun tidak pernah mengajarkan Hendra mengaji.
         Saat namanya dipanggil oleh Pak Ahmad, tubuh Hendra pun gemetar untuk melangkah ke depan.
         “Hendra coba kamu baca surat ini!” kata Pak Ahmad (sambil menunjukkan ke Al-Qur’an)
         Hendra hanya terdiam
         “Kenapa kamu diam? Kamu ga bisa baca yah?” tanya Pak Ahmad
         “Iya Pak saya tidak bisa.” Jawab Hendra sambil tertunduk malu.
         Kemudian seisi kelas pun menertawakannya, termasuk Ari, Agus dan Sandy. Hendra pun merasa malu dan kesal kepada teman-temannya hatinya berontak tetapi ia hanya bisa diam. Pak Ahmad pun menenangkan suasana kelas.
         “Semuanya diam, Hendra pulang sekolah kamu ke meja bapak yah nanti. Sekarang kamu duduk.”
         Pelajaran pun di lanjutkan dan Hendra hanya terdiam sampai bel pulang sekolah. Saat Hendra ke ruang Pak Ahmad ia merasa sangat takut akan dimarahi akan tetapi saat ia bertemu dengan Pak Ahmad, Pak Ahmad bukan memarahinya tetapi malah menasihatinya.
         “Hendra kamu sudah kelas 3 SMA sampai kapan kamu mau terus-terusan seperti ini, kalau kamu tidak pernah mau belajar, kamu tidak akan bisa, mafaatkanlah sekolah yang tinggal beberapa bulan lagi, masih banyak orang diluar sana yang ingin sekolah tetapi mereka tidak mampu, ingatlah kepada penciptamu, tanpanya kamu tidak akan ada di dunia ini, agama adalah penegak segalanya” kata Pak Ahmad.
         Hendra pun terus mendengarkan nasihat-nasihat Pak Ahmad, dan sepulang dari sekolah, ia tidak langsung pulang ke rumah, tetapi bukan ke pondok melainkan ia hanya duduk seorang diri di pinggir taman yang berkolam. Ia terus memikirkan nasihat-nasihat dari gurunya tersebut. Lamunan Hendra terhenti saat ada seorang anak kecil laki-laki yang mengamen di hadapannya.
         “Kamu kenapa tidak sekolah?” tanya Hendra kepada pengamen itu.
         “Saya sekolah pagi ka, sepulang sekolah saya ngamen.” Jawab anak itu.
         “Kenapa kamu mengamen?” tanya Hendra lagi.
         “Saya terpaksa ngamen ka, untuk biaya sekolah saya.” Kata anak itu.
         “Emang orang tua kamu ga ngasih duit? Rumah kamu dimana? Boleh gak kaka kesana?” tanya Hendra.
         “Orangtua saya hanya bisa untuk mencari uang untuk makan aja ka, itu juga masih kurang, rumah saya di perkampungan pemulung situ ka, boleh ikut tapi selesai saya ngamen dulu ka.” Kata anak itu.
         “Oh ya udah kaka ikut kamu deh, nama kamu siapa? Ayo jalan” ajak Hendra.
         “Nama saya Agil ka.” Jawab pengamen.
         Diperjalanan mereka berdua saling bercerita tentang kehidupan masing-masing dan baru kali itu juga Hendra tidak merasa kesepian, dan merasa nyaman bercerita dengan seseorang. Hendra sangat terharu mendengar  cerita Agil.
         Tidak terasa hari sudah mulai sore dan tibalah mereka ke sebuah masjid. Agil mengajak Hendra untuk sholat Ashar bersama, namun Hendra menolak ajakan itu, karena ia tidak hafal bacaan-bacaan sholat. Hendra pun menceritakan masalah tersebut kepada Agil.
         Selesai sholat mereka berdua pulang ke rumah Agil. Disana Hendra sangat terharu melihat suasana perumahan yang kumuh dan tidak layak, bau disana sangat menyengat. Hendra bertemu dengan kedua orang tua Agil, disana Hendra sangat merasa iri dengan keluarga itu, karena disana penuh dengan kebersamaan. Dan kedua orang tua Agil sangat menyayangi anaknya. Mereka selalu makan bersama, sholat berjamaah bersama, dan pada malam harinya berkumpul mengobrol bersama.
         Tidak terasa waktu sudah malam, Hendra pun berpamitan untuk pulang kerumahnya, karena sebentar lagi kedua orang tuanya pulang dari kantor. Sesampainya di rumah Hendra sangat merasa sedih, sepi dan kesepian. Ia sangat ingin mendapatkan perhatian dari kedua orang tuanya. ia sterus memikirkan hal tersebut hingga ia tertidur.
         Pada pagi harinya Hendra berbicara dengan orang tuanya, yang sudah ingin buru-buru berangkat kerja. Ia menguatkan hatinya.
         “Pah, Mah aku mau ngomong sama kalian.”  Kata Hendra.
         “Besok aja sayang mamah udah telat mau ke kantor.” Kata mamah.
         “Bisa ga sih kalian ngasih waktu buat aku, ngasih perhatian buat aku, kaya orang tua yang lain. Kenpa sih kalian selalu sibuk sama pekerjaan masing-masing ga ada waktu buat anak sendiri. Berangkat pagi, pulang malem, aku kesepian mah, aku butuh kasih sayang.” Kata Hendra sambil menahan tangis.
         “Hendra papah sama mamah kerja kan juga semuanya demi kamu, untuk biaya sekolah sama biaya kuliah kamu nanti. Tolong mengerti papah sama mamah sayang.” Jelas papah.
         “Tapi aku ga butuh semua itu pah, aq Cuma butuh kasih sayang papah sama mamah, kaya anak-anak yang laen. Dari kecil aku selalu kesepian.” Kata Hendra sambil menangis.
         Ayah dan Ibu Hendra pun luluh mendengar perkataan anak semata wayangnya itu, kemudian ibunya pun memeluk Hendra dengan penuh kasih sayang. Mereka sadar akan kesalahan mereka.
         “Maavin mamah yah sayang, mamah janji akan berusaha untuk membagi waktu mamah, dan lebih merhatiin kamu. Sekarang jangan nangis lagi yah, kamu mandi terus ke sekolah.” Kata mamah.

###


         Hari demi hari telah berlalu, seminggu kemudian ibu Hendra sudah sering berangkat siang dan pulang lebih awal, Hendra pun sangat bahagia karena ibunya sudah memperhatikan ia sekarang. Hendra juga sudah banyak belajar agama bersama Agil. Ia pun sudah hafal bacaan sholat dan taat melaksanakan sholat 5 waktu.
         Sementara teman-teman Hendra heran melihat temannya yang dahulu sangat nakal dan tidak kenal agama bisa berubah sangat pesat. Hendra masih sering bermain bersama teman-temannya tetapi ia tidak pernah merokok lagi. Dan Hendra sering mengingatkan teman-temannya untuk ikut sholat, meski ajakannya itu terkadang hanya sia-sia.
         Hendra sekarang sangat bahagia, karena ia sudah mendapatkan kembali kasih sayang orang tuanya, dan ia sudah banyak kemajuan di bidang agama. Hendra sangat berterima kasih kepada Agil, karana berkat Agil, Hendra mendapat pengalaman yang sangat berharga.




                                                                         Nama: Dewi Asmarani
                                                       

Laporan Keuangan



TUGAS SOFTSKIL
LAPORAN KEUANGAN
Dosen : Danang Wijayanto


 







DEWI ASMARANI 
21212946­
3EB17




UNIVERSITAS GUNADARMA
2014







Bab 1
Pendahuluan
Sebelum membahas secara mendalam bagaimana menganalisa, menafsirkan kondisi keuangan perusahaan melalui laporan keuangan maka perlu diperhatikan mengenai pengertian laporan keuangan, arti penting laporan keuangan, komponen laporan keuangan, sifat laporan keuangan, keterbatasan laporan keuangan serta tujuan laporan keuangan.
Akuntansi disebut sebagai bahasa bisnis karena merupakan suatu alat untuk menyampaikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang memerlukannya. Semakin baik kita mengerti bahasa tersebut, maka semakin baik pula keputusan kita, dan semakin baik kita didalam mengelola keuangan. Untuk menyampaikan informasi-informasi tersebut, maka digunakanlah laporan akuntansi atau yang dikenal sebagai laporan keuangan.
Laporan keuangan sebagai alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan adanya keinginan pihak-pihak tertentu yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut. Laporan keuangan akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan apabila dianalisa lebih lanjut, sehingga diperoleh informasi yang dapat mendukung kebijakan yang akan diambil.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2002) menyatakan, “Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.  Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.  Disamping itu juga termasuk  skedul  dan  informasi  tambahan  yang  berkaitan  dengan  laporan tersebut, misalnya, informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga”.






Bab 2
Laporan Keuangan

2.1 Pengertian Laporan Keuangan
            Munawir (2007:5) dalam Analisa laporan Keuangan yang dikutip dari Myer dalam bukunya Financial Statement Analysis mengatakan bahwa ”Laporan keuangan adalah dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan”. Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar laba rugi.
            Ada beberapa definisi laporan keuangan yang dikemukakan oleh para ahli, yaitu:
a.       Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) (2004:2) dalam Standar Akuntansi Keuangan menyebutkan bahwa ”Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan, yang meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan”.
b.      Harahap (2007:105) ”Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu”. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah neraca atau laporan laba/rugi, atau hasil usaha, laporan arus kas, laporan perubahan posisi keuangan.
c.       Mamduh (2003:12) ”Laporan keuangan pada dasarnya ingin melaporkan kegiatan-kegiatan pendanaan, dan kegiatan operasional sekaligus sebagai evaluasi keberhasilan strategi perusahaan untuk mencapai tujuan”.
d.      Munawir (2007:2) ”Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas perusahaan dengan pihak yang berkepentingan terhadap data ayau aktivitas perusahaan”.
e.       Drs. Djarwanto P.SLaporan Keuangan adalah hasil dari proses Akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan.
f.       Bambang Riyanto “Laporan keuangan  memberikan ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan, dimana neraca (balance sheet) mencerminkan nilai aktiva, hutang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu, dan laporan rugi laba (income statement) mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama satu periode tertentu, biasanya meliputi periode satu tahun.”
Analisa atas laporan keuangan pada hakekatnya adalah untuk mengadakan penilaian atas keadaan keuangan atau posisi keuangan perusahaan pada suatu saat dan perubahan posisi keuangan atau kemajuan-kemajuan suatu perusahaan melalui laporan keuangan yang bersangkutan.
Jadi laporan keuangan adalah hasil proses akuntansi berupa neraca, laporan laba rugi, dan laporan lain yang dapat memberi informasi yang akurat tentang keadaan perusahaan dan hasil yang telah dicapai secara kuantitatif pada semua yang berkepentingan dalam perusahaan.

2.2            Pengguna Laporan Keuangan
a.       Investor
Investor adalah orang perorangan atau lembaga baik domestik atau non domestik yang melakukan suatu investasi (bentuk penanaman modal sesuai dengan jenis investasi yang dipilihnya) baik dalam jangka pendek atau jangka panjang.
a.       Karyawan
b.      Pemberi Pinjaman
c.       Pemasok dan Kreditor usaha lainnya
Rantai suplai, rantai pasokan, jaringan logistik, atau jaringan suplai adalah sebuah sistem terkoordinasi yang terdiri atas organisasi, sumber daya manusia, aktivitas, informasi, dan sumber-sumber daya lainnya yang terlibat secara bersama-sama dalam memindahkan suatu produk atau jasa baik dalam bentuk fisik maupunvirtual dari suatu pemasok kepada pelanggan.
d.      Pelanggan
e.       Pemerintah
f.       Manajer perusahaan
g.      Pemilik perusahaan

2.3            Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
Tujuan laporan keuangan digolongkan sebagai berikut :
2.3.1        Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari laporan keuangan adalah menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar dan sesuai dengan GAAP.[1][1]
2.3.2        Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari laporan keuangan disebutkan sebagai berikut :
a.       Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber-sumber ekonomi dan kewajiban perusahaan.
b.      Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba.
c.       Memberikan informasi keuangan yang dapat digunakan untuk menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.
d.      Memeberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan harta dan kewajiban.
e.       Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan para pemakai laporan.

2.3.3    Tujuan Kualitatif
Adapun tujuan kualitatif yang dirumuskan APB Statements No. 4 adalah sebagai berikut[2][2] :
a.       Relevance yaitu memilih informasi yang benar-benar dapat membantu pemakai laporan dalam proses pengambilan keputusan.
b.      Understandability yaitu informasi yang dipilih untuk disajikan bukan saja yang penting tetapi juga harus informasi yang dimengerti para pemakainya.
c.       Verifiability hasil akuntansi itu harus dapat diperiksa oleh pihak lain yang akan menghasilkan pendapat yang sama. Dengan kata lain ukurannya harus ada.
d.      Neutrality yaitu laporan akuntansi itu netral terhadap pihak-pihak yang berkepentingan. Informasi dimaksudkan untuk pihak umum bukan pihak-pihak tertentu saja.
e.       Timeliness yaitu laporan akuntansi hanya bermanfaat untuk pengambilan keputusan apabila diserahkan pada saat yang tepat.
f.       Comparability yaitu informasi akuntansi harus dapat saling dibandingkan artinya akuntansi harus memiliki prinsip yang sama baik untuk suatu perusahaan maupun perusahaan lain.
g.      Completeness yaitu informasi akuntansi yang dilaporkan harus mencakup semua kebutuhan yang layak dari para pemakai.

Dua belas tujuan laporan keuangan menurut laporan “Trueblood Committee” adalah sebagai berikut[3][3] :
a.       Menyediakan informasi untuk pembuatan keputusan-keputusan ekonomi
b.      Menyajikan informasi terutama pada para pemakai yang memiliki otoritas, kemampuan atau sumber-sumber yang terbatas dalam memperoleh informasi dan mereka menyandarkan diri pada laporan keuangan sebagai sumber utama informasi tentang kegiatan ekonomi perusahaan.
c.       Menyediakan informasi yang dapat dipakai oleh para investor dan kreditor untuk memprediksi, membandingkan dan mengevaluasi aliran kas potensial untuk mereka dalam ukuran jumlah, waktu dan hubungannya dengan ketidak pastian.
d.      Menyediakan informasi kepada para pemakai untuk prediksi, perbandingan dan evaluasi earning power perusahaan.
e.       Menyediakan informasi yang dapat dipakai dalam menilai kemampuan manajemen untuk memanfaatkan pemakaian sumber-sumber secara efektif dalam mencapai tujuan perusahaan.
f.       Menyediakan informasi factual dan interpretatif tentang transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian yang lain digunakan untuk prediksi, perbandingan dan evaluasi earning power perusahaan. Dasar anggapan yang mendasari interpretasi, evaluasi, prediksi atau estimasi akan diungkapkan.
g.      Menyediakan laporan posisi keuangan yang dapat dipakai untuk prediksi, pembandingan dan evaluasi earning power perusahaan. Laporan tersebut akan menyediakan informasi yang berhubungan dengan transaksi perusahaan dan kejadian-kejadian lainnya yang merupakan bagian siklus earning tidak lengkap. Nilai saat ini (current value) juga akan dilaporkan jika terdapat perbedaan yang signifikan dengan harga perolehan historical (historical cost). Aktiva dan hutang akan dikelompokkan atau dipisahkan oleh ketidakpastian relatif dari jumlah dan waktu realisasi prospektif atau likuidasi.
h.      Menyediakan laporan earning periodik yang bermanfaat untuk prediksi, perbandingan evaluasi earning power perusahaan. Hasil bersih siklus earning yang komplit dan hasil kegiatan perusahaan dalam perkembangan yang diakui kearah penyelesaian siklus yang belum selesai akan dilaporkan. Perubahan dalam nilai yang digambarkan dalam laporan keberhasilan posisi keuangan juga akan dilaporkan, tetapi secara terpisah, sejak mereka membedakan ukuran kepastian realisasinya.
i.        Menyediakan laporan kegiatan keuangan yang bermanfaat untuk prediksi, perbandingan dan evaluasi earning power perusahafakan. Laporan ini akan melaporkan sebagian besar aspek-aspek faktual transaksi perusahaan yang mempunyai atau diharapkan mempunyai konsekuensi kas yang signifikan. Laporan ini akan melaporkan data yang memerlukan judgment minimal dan interpretasi oleh pihak penyusun.
j.        Menyajikan informasi yang bermanfaat untuk proses prediktif. Peramalan keuangan akan disajikan jika peramalan tersebut akan meningkatkan realibilitas prediksi para pemakai.
k.      Lembaga pemerintahan dan organisasi tidak bertujuan laba adalah untuk menyediakan informasi yang bermanfaat untuk menilai efektifitas pengelolaan sumber-sumber dalam mencapai tujuan organisasi. Pengukuran prestasi akan dikuantitaskan dalam ukuran tujuan-tujuan yang diidentifikasikan.
l.        Melaporkan kegiatan perusahaan yang mempengaruhi masyarakat. Dalam hal ini adalah pengaruh yang dapat ditentukan, dijelaskan atau diatur dan sifatnya penting untuk menentukan peranan perusahaan dalam lingkungan sosialnya.

2.4            Syarat-syarat Laporan Keuangan
Berikut syarat-syarat yang harus dipenuhi didalam membuat Laporan Keuangan :
  1. Relevan artinya bahwa informasi yang dijadikan harus ada hubungan dengan pihak-pihak yang memerlukan untuk mengambil keputusan.
  2. Dapat dimengerti artinya bahwa laporan keuangan yang disusun berdasarkan secara jelas dan mudah difahami oleh para pemakainya.
  3. Daya uji artinya bahwa laporan keuangan yang disusun berdasarkan konsep-konsep dasar akuntansidan prinsip-prinsip akuntansi yang dianut, sehingga dapat diuji kebenarannya oleh pihak lain.
  4. Netral artinya bahwa laporan keuangan yang disajikan bersifat umum, objektif dan tidak memihak pada kepentingan pemakai tertentu.
  5. Tepat waktu artinya bahwa laporan keuangan harus di sajikan tepat pada waktunya
  6. Daya banding artinya bahwa perbandingan laporan keuangan dapat diadakan baik antara laporan perusahaan dalam tahun tertentu dengan tahun sebelumnya atau laporan keuangan perusahaan tertentu dengan perusahaan lain pada tahun yang sama.
Lengkap artinya bahwa laporan keuangan yang disusun harus memenuhi syarat-syarat tersebut diatas dan tidak menyesatkan pembaca.

2.5            Susunan Laporan Keuangan

            Dalam bagian ini akan diuraikan isi dan susunan masing-masing laporan keuangan yang dihasilkan setiap periode yaitu
2.5.1 Neraca
            Neraca adalah laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu unit usaha pada tanggal tertentu. Keadaan keuangan ini ditunjukkan dengan jumlah harta yang dimiliki yang disebut aktiva dan jumlah kewajiban perusahaan yang disebut pasiva, atau dengan kata lain, aktiva adalah investasi didalam perusahaan dan pasiva merupakan sumber-sumber yang digunakan untuk investasi tersebut. Oleh karena itu, dapat dilihat dalam neraca bahwa jumlah aktiva akan sama besar dengan jumlah pasiva, dimana pasiva itu terdiri dari dua golongan kewajiban yaitu kewajiban kepada pihak luar yang disebut utang dan kewajiban terhadap pemilik perusahaan yang disebut modal. Bila disusun dalam bentuk persamaan maka akan nampak bahwa:
Aktiva= Utang+Modal
            Dalam pengertian aktiva, selain barang-barang dan hak-hak yang dimiliki, didalamnya termasuk juga biaya-biaya yang belum dibebankan dalam periode yang bersangkutan, tetapi akan dibebankan pada periode-periode yang akan datang. Oleh karena itu, didalam judul aktiva, akan termasuk juga pos-pos kas, tagihan-tagihan, surat-surat berharga (merupakan sumber uang) dan pengeluaran-pengeluaran yang akan memberi manfaat di masa yang akan datang, sehingga pembebanannya juga ditunda seperti aktiva tetap, hak paten dan persekot-persekot biaya. Utang merupakan milik kreditur yang ditanamkan dalam perusahaan dan jumlah-jumlah ini merupakan kewajiban yang harus dilunasi. Cara pelunasan utang ini bermacam-macam, bisa dengan uang ataupun dibayar dengan barang atau jasa.
            Modal menunjukkan jumlah milik para pemilik yang ditanamkan dalam perusahaan. Jumlah ini timbul dari setoran para pemilik dan perubahan-perubahan nilai aktiva yang terjadi karena hasil usaha perusahaan. Modal ini bukan merupakan jumlah yang harus dilunasi, tetapi dalam hal likuidasi, para pemilik baru menerima pelunasan sesudah para kreditur dilunasi.
            Elemen-elemen dalam neraca biasanya dikelompokkan dalam suatu cara yang tujuannya adalah untuk memudahkan analisa. Biasanya aktiva dan utang dikelompokkan dalam kelompok lancar (jangka pendek) dan tidak lancar (tetap). Pengelompokkan seperti ini akan memungkinkan dihitungnya modal kerja perusahaan yaitu selisih antara aktiva lancer dengan utang lancar.
2.5.1.1 Pernyataan standar keuangan
Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia disebutkan di dalam neraca:
  • Perusahaan menyajikan aset lancar terpisah dari aset tidak lancar dan kewajiban jangka pendek terpisah dari kewajiban jangka panjang kecuali untuk industri tertentu diatur dalam PSAK khusus. Aset lancar disajikan menurut urutan likuiditas sedangkan kewajiban disajikan menurut urutan jatuh tempo.
  • Perusahaan harus mengungkapkan informasi jumlah setiap aset yang akan diterima dan kewajiban yang dibayarkan sebelum dan sesudah dua belas bulan dari tanggal neraca.
  • Apabila perusahaan menyediakan barang atau jasa dalam siklus operasi perusahaan yang dapat diidentifikasi dengan jelas, maka klasifikasi aset lancar dan tidak lancar serta kewajiban jangka pendek dan jangka panjang dalam neraca memberikan informasi yang bermanfaat dengan membedakan aset bersih sebagai modal kerja dengan aset yang digunakan untuk operasi jangka panjang.

2.5.1.2 Penggolongan Aktiva, Utang dan Modal
            Seperti yang sudah dikemukakan diatas, aktiva dan utang dikelompokkan dalam kelompok lancar dan tidak lancar. Pengelompokkan seperti itu hanyalah merupakan suatu kelompok besar yang akan dirinci lebih lanjut. Susunan aktiva dan pasiva didalam neraca adalah sebagai berikut:
Harta-harta/Aktiva
            Aktiva lancar
            Investasi jangka panjang
            Aktiva tetap berwujud
            Aktiva tidak berwujud
            Aktiva/harta lainnya
Utang-utang dan Modal Sendiri
            Utang-utang
                        Utang-utang lancar
                        Pendapatan yang diterima dimuka
                        Utang-utang jangka panjang
                        Utang-utang lain
            Modal sendiri
                        Modal saham yang disetor
                        Agio/disagio saham
                        Cadangan-cadangan
                        Laba tidak dibagi

Setiap golongan diatas akan diuraikan pengertiannya dan elemen-elemen yang termasuk didalamnya.

2.5.1.2.1 Aktiva
            FASB dalam Concept Nomor 6- Elements of Financial Statements of Business Enterprises menyatakan bahwa aktiva adalah manfaat ekonomis dimasa yang akan datang yang diharapkan akan diterima oleh suatu badan usaha sebagai hasil dari transaksi-transaksi dimasa lalu. Suatu aktiva mempunyai tiga sifat pokok yaitu:
a.       Mempunyai kemungkinan manfaat dimasa yang akan datang yang berbentuk kemampuan (baik sendiri atau kombinasi dengan aktiva lainnya) untuk menyumbang pada aliran kas masuk dimasa datang baik langsung maupun secara tidak langsung.
b.      Suatu badan usaha tertentu dapat memperoleh manfaatnya dan mengawasi manfaat tersebut
c.       Transaksi-transaksi yang menyebabkan timbulnya hak perusahaan untuk memperoleh dan mengawasi manfaat tersebut sudah terjadi. Pada umumnya aktiva juga mempunyai sifat-sifat lain seperti diperoleh dengan jumlah sebesar harga perolehan, berwujud, dapat ditukar dengan aktiva lain atau mempunyai kekuatan hukum. Sifat-sifat lain ini tidak mutlak, karena tanpa cost, dapat juga tidak berwujud dan lain-lain.
2.5.1.2.2 Aktiva lancar
            Yang dimaksud dengan aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva-aktiva lain atau sumber sumber yang diharapkan akan direalisasi menjadi uang kas atau dijual atau dikonsumsi selama siklus usaha perusahaan yang normal atau dalam waktu satu tahun mana yang lebih lama. Yang menjadi masalah adalah menentukkan lamanya siklus usaha perusahaan, biasanya siklus usaha ini ditentukan dengan menghitung rata-rata waktu yang diperlukan sejak pengeluaran uang untuk membeli barang atau jasa sampai dengan saat dimana barang-barang atau jasa tadi dapat diubah kembali menjadi uang. Jadi merupakan waktu rata-rata sejak pengeluaran uang, disimpan sebagai persediaan, dijual dan berubah menjadi piutang dan penerimaan dari pelunasan piutang.
            Didalam neraca, aktiva lancar akan disusun dalam urutan-urutan likuiditas, dalam arti yang paling likuid dicantumkan paling atas, disusul dengan pos-pos yang kurang likuid dibandingkan dengan pos diatasnya. Elemen-elemen yang termasuk ke dalam golongan aktiva lancar adalah:
a.       Kas yang tersedia untuk usaha sekarang dan elemen-elemen yang dapat disamakan dengan kas, misalnya cek, money order, pos wesel dan lain-lain.
b.      Surat-surat berharga yang merupakan investasi jangka pendek
c.       Piutang dagang dan piutang wesel
d.      Piutang pegawai, anak perusahaan dan pihak-pihak lain, jika akan diterima dalam waktu satu tahun
e.       Piutang angsuran dan piutang wesel angsuran, jika  merupakan hal yang umum dalam perdagangan dan akan dilunasi dalam jangka waktu satu tahun.
f.       Persediaan barang dagangan, bahan mentah, barang dalam proses, barang jadi bahan-bahan pembantu dan bahan-bahan serta suku cadang yang dipakai dalam pemeliharaan alat-alat/mesin-mesin.
g.      Biaya-biaya yang dibayar dimuka seperti asuransi, bunga, sewa, pajak-pajak, bahan pembantu dan lain-lain. Ditinjau dari batasan bahwa aktiva lancar itu adalah kas atau aktiva lain yng diharapkan dapat segera diubah menjadi uang, maka sesungguhnya biaya-biaya yang dibayar dimuka tidak dapat memenuhi kriteria sebagai aktiva lancar, karena biaya dibayar dimuka tidak akan kembali menjadi uang. Tetapi jika tidak dibayar di muka maka biaya-biaya tadi akan dibayar dengan menggunakan sumber aktiva lancar, oleh karena itu maka biaya dibayar dimuka dimasukkan dalam kelompok aktiva lancar.

2.5.1.2.3 Investasi Jangka Panjang
            Judul ini merupakan aktiva tidak lancar yang didalamnya termasuk beberapa macam investasi yang bisa berbentuk surat-surat berharga, penyisihan dana, dan investasi jangka panjang yang lain. Elemen-elemen yang masuk kelompok investasi jangka panjang adalah:
1.      Investasi jangka panjang dalam surat-surat berharga seperti saham, obligasi dan wesel jangka panjang. Investasi dalam bentuk surat berharga ini biasanya ditunjukkan untuk memperoleh pendapatan  yang tetap, mengawasi perusahaan lain atau menjaga kontinuitas suplai bahan baku, dan lain lain.
2.      Investasi dalam anak perusahaan, termasuk uang muka jangka panjang.
3.      Investasi dalam bentuk aktiva tetap berwujud (seperti tanah, mesin-mesin) tetapi belum digunakan untuk usaha sekarang.
4.      Penyisihan dana untuk tujuan jangka panjang seperti dana pelunasan obligasi, dana ekspansi, dana pembelian saham sendiri, dana pembayaran pension, dana penggantian gedung, dan lain-lain.
5.      Cash surrender value dari polis asuransi jiwa.


2.5.1.2.4 Aktiva tetap berwujud
            Judul yang dipakai untuk melaporkan kelompok aktiva tetap berwujud itu bermacam-macam tergantung pada jenis perusahaannya. Yang sering dipakai adalah judul pabrik dan alat-alat, atau sering juga dengan judul aktiva tetap. Didalam judul ini termasuk aktiva-aktiva yang dpaat digunakan lebih dari satu periode seperti tanah, gedung-gedung, mesin dan alat-alat, perabot, kendaraan, dan lain-lain. Cara mencantumkan didalam neraca dimulai dari yang paling tetap (paling panjang umurnya), disusul dengan yang lebih pendek umurnya. Untuk aktiva tetap yang didepresiasi, maka di neraca harus ditunjukkan harga perolehan dan akumulasi depresiasinya.

2.5.1.2.5 Aktiva Tetap Tidak Berwujud
            Didalam judul ini akan dilaporkan hak-hak jangka panjang yang sifatnya tidak berwujud yang dimiliki oleh perusahaan seperti goodwill, hak paten, merk dagang, hak cipta, dan lain-lain. Dalam kelompok ini termasuk juga saldo debit dari pengeluaran-pengeluaran yang belum diakui sebagai biaya, tetapi pembebanannya ditunda, seperti biaya pendirian perusahaan (organization costs).

2.5.1.2.6 Aktiva atau Harta Lain-lain
            Judul ini dipakai untuk melaporkan aktiva-aktiva yang tidak dapat dimasukkan dalam kelompok-kelompok lain seperti misalnya titipan kepada penjual untuk menjamin kontrak, bangunan dalam pengerjaan, piutang-piutang jangka panjang, uang muka pada pejabat perusahaan dan lain-lain.
            Selain kelompok-kelompok yang diatas, pada tanggal penyusunan neraca mungkin ada hak-hak atau klaim-klaim tertentu yang belum pasti. Karena haknya belum pasti maka dianggap sebagai aktiva yang belum pasti (contingent assets). Aktiva semacam ini akan dilaporkan dalam neraca dengan catatan kaki (footnotes). Contoh dari aktiva yang belum pasti ini misalnya klaim terhadap perusahaan asuransi, klaim atas pajak, dan klaim terhadap penjual barang.

2.5.1.2.7 Utang-utang dan ekuitas
            Utang adalah pengorbanan manfaat ekonomis yang akan timbul dimasa yang akan datang yang disebabkan oleh kewajiban-kewajiban disaat sekarang dari suatau badan usaha yang akan dipenuhi dengan mentransfer aktiva atau memberikan jasa kepada badan usaha lain di masa datang sebagai dari transaksi-transaksi yang sudah lalu.
            Ekuitas adalah hak milik sisa (residual interest) dalam aktiva suatu badan usaha yang tersisa sesudah dikurangi utang. Dalam suatu badan usaha, ekuitas adalah hak dari pemilik.
Utang Lancar
            Utang lancar atau utang jangka pendek adalah utang-utang yang pelunasannya akan memerlukan penggunaan sumber-sumber yang digolongkan dalam aktiva lancar atau dengan menimbulkan suatu utang baru. Yang termasuk kelompok utang lancar adalah:
a.       Utang dagang, yaitu utang-utang yang timbul dari pembelian barang-barang dagangan atau jasa.
b.      Utang wesel, yaitu utang-utang yang memakai bukti-bukti tertulis berupa kesanggupan untuk membayar pada tanggal tertentu.
c.       Taksiran utang pajak, yaitu jumlah pajak penghasilan yang diperkirakan untuk laba periode yang bersangkutan.
d.      Utang biaya, yaitu biaya-biaya yang sudah menjadi beban tetapi belum dibayar. Misalnya utang gaji, utang bunga dan lain-lain.
e.       Utang-utang lain yang akan dibayar dalam waktu 12 bulan. Dalam kelompok ini hanya dimasukkan utang-utang, yang pelunasannya akan menggunakan sumber-sumber dari aktiva lancar. Utang-utang yang tidak dilunasi dari aktiva lancar tidak termasuk dalam kelompok ini. Misalnya utang obligasi yang sudah jatuh tempo dan akan dibayar dari dana pelunasan obligasi, maka utang oblugasi ini tidak termasuk utang lancar, begitu juga utang-utang lancar yang akan dilunasi dari dana-dana khusus yang sudah disediakan.
Pendapatan yang Diterima di Muka
            Yang dilaporkan dalam judul ini adalah penerimaan-penerimaan yang tidak merupakan pendapatan untuk periode yang bersangkutan. Penerimaan-penerimaan semacam ini akan tetap dilaporkan sebagai pendapatan yang diterima di muka sampai saat dimana penerimaan tadi dapat diakui sebagai pendapatan.
Utang Jangka Panjang
            Didalam judul ini dilaporkan utang-utang yang pelunasannya tidak menggunakan sumber-sumber yang digolongkan sebagai aktiva lancar, misalnya utang obligasi, utang wesel jangka panjang dan lain-lain utang yang sifatnya sama. Bagian dari utang jangka panjang yang jatuh tempo dan akan dilunasi dalam waktu 12 bulan dan menggunakan sumber-sumber aktiva lancar akan dilaporkan dalam kelompok utang lancar.
Utang-utang lain
            Utang-utang yang tidak dapat dilaporkan dalam judul diatas, dilaporkan dengan judul utang-utang lain. Misalnya utang obligasi yang akan jatuh tempo tetapi akan dilunasi dari dana pelunasan obligasi, utang jangka panjang kepada pejabat perusahaan atau kepada anak perusahaan dan lain-lain.
            Utang-utang yang mungkin timbul karena aktivitas di masa yang lalu disebut utang-utang yang belum pasti (contingent liability).  Utang-utang seperti ini ditunjukkan dalam neraca dengan cara catatan kaki. Yang termasuk utang-utang yang belum pasti misalnya piutang wesel didiskontokan, sengketa hukum, pajak dan beban-beban lain yang belum pasti, dan garansi-garansi yang diberikan.
Ekuitas
            Ekuitas adalah perbedaan antara aktiva dengan utang dan merupakan kewajiban perusahaan kepada pemilik. Dalam perusahaan perseorangan, ekuitas ditunjukkan dalam satu rekening yang diberi nama ekuitas. Dalam perusahaan yang berbentuk firma ekuitas ditunjukkan dalam rekening ekuitas masing-masing anggota. Dalam perusahaan yang berbentuk perseroan ekuitas ditunjukkan dengan rekening ekuitas yang terdiri dari beberapa elemen sebagai berikut:
a.      Modal Disetor
            Modal disetor adalah jumlah uang yang disetorkan oleh pemegang saham dan biasanya dibagi dalam 2 kelompok yaitu:
1)      Modal saham, yaitu jumlah nominal saham yang beredar.
Didalam neraca cara mencantumkan modal saham beredar adalah sebagai berikut:

            Modal statuter …………………………………………. Rp xx
            (-) Saham dalam protepel ……………………………….Rp xx
Modal saham beredar ……………………………………………Rp xx

2. Agio/disagio saham, yaitu selisih antara setoran pemegang saham dengan nilai nominal saham. Agio adalah selisih di atas nominal, sedang disagio adalah selisih di bawah nominal. Di dalam neraca, agio akan ditambahkan pada modal saham beredar, sedangkan disagio dikurangkan.
b. Laba Tidak Dibagi
          Merupakan kumpulan laba tahun-tahun sebelumnya yang tidak dibagi sebagai dividen. Laba tidak dibagi merupakan elemen modal yang berasal dari dalam perusahaan. Apabila laba tidak dibagi saldonya debit, biasanya disebut defisit.
          Saldo rekening laba tidak dibagi sewaktu-waktu dapat diminta sebagai dividen oleh pemegang saham. Apabila diinginkan untuk membatasi agar laba tidak dibagi tidak diminta sebagai dividen seluruhnya, maka bisa dibuat cadabfab-cadangan dari laba tidak dibagi. Cadangan yang dibentuk antara lain cadangan untuk ekspansi, cadangan pelunasan obligasi, cadangan penurunan harga persediaan dan lain-lain. Jumlah laba tidak dibagi yang sudah dicadangkan tidak dapat diminta sebagai dividen. Didalam neraca laba tidak dibagi akan dicantumkan sebagai berikut:
Laba tidak dibagi:
          Untuk ekspansi …………………………………………. Rp xx
          Untuk pelunasan obligasi ……………………………….. Rp xx
          Bebas ……………………………………………………..Rp xx
                                                                                                      Rp xx
c. Modal Penilaian Kembali
          Apabila diadakan penilaian kembali terhadap aktiva-aktiva perusahaan, maka selisih antara nilai buku lama dengan nilai buku yang baru dicatat sebagai modal penilaian kembali. Didalam neraca, modal penilaian kembali dilaporkan dalam kelompok modal dan dijumlahkan dengan elemen-elemen modal yang lain.
d. Modal Sumbangan
          Modal sumbangan ini timbul apabila perusahaan memperoleh aktiva yang berasal dari sumbangan. Aktiva yang diterima dicatat dalam rekening aktiva dengan cara yang biasa dan diimbangi dengan pencatatan dalam rekening modal sumbangan. Di dalam neraca modal sumbangan di laporkan dalam kelompok modal dan dijumlahkan dengan elemen-elemen modal yang lain.
e. Modal Lain-lain
          Dalam kelompok ini dilaporkan modal perusahaan yang tidak dapat dimasukkan ke dalam salah satu kelompok diatas.

2.5.1.3 Bentuk neraca
          Neraca dapat disusun dalam beberapa bentuk yang berbeda, di mana urut-urutan kelompok baik aktiva maupun pasiva juga berbeda-beda. Bentuk neraca yang sering ditemui dalam praktik ada dua macam yaitu:
a. Bentuk rekening T, di mana aktiva disusun di bagian kiri dengan urut-urutan sebagai berikut:
          Aktiva lancar
          Investasi jangka panjang
          Aktiva tetap berwujud
          Aktiva tetap tidak berwujud
          Aktiva lain-lain
   Sedang pasiva disusun di bagian kanan dan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: utang dan modal. Utang disusun dengan urut-urutan sebagai berikut:
          Utang lancar:
                        Utang dagang
                        Utang wesel
                        Utang muka langganan/titipan
                        Utang biaya
                        Utang lancar lain-lain
          Pendapatan diterima di muka
          Utang jangka panjang
          Utang lain-lain
   Modal disusun dalam neraca dengan urut-urutan sebagai berikut:
          Modal saham beredar
          Agio/disagio saham
          Modal penilaian kembali
          Modal sumbangan
          Modal lain-lain
          Laba tidak dibagi
-          Belum ada tujuannya
-          Dicadangkan.
b.      Bentuk laporan, dimana aktiva, utang dan modal disusun dengan urutan ke bawah (vertical). Perincian terhadap masing-masing kelompok baik aktiva, pasiva maupun utang dilakukan dengan cara yang sama seperti dalam neraca bentuk rekening T.

2.5.2 Laporan Laba Rugi
2.5.2.1 Pengertian Laporan Laba Rugi
          Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang menunjukkan pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya dari suatu unit usaha untuk suatu periode tertentu. Selisih antara pendapatan-pendapatan dan biaya merupakan laba yang diperoleh atau rugi yang diderita oleh perusahaan. Laporan laba rugi yang kadang-kadang disebut laporan penghasilan atau laporan pendapatan dan biaya merupakan laporan yang menunjukkan kemjuan keuangan perusahaan dan juga merupakan tali penghubung dua neraca yang berurutan.
          Dari uraian diatas dapat dilihat pentingnya laporan laba rugi yaitu sebagai alat untuk mengetahui kemajuan yang dicapai  perusahaan dan juga mengetahui berapakah hasil bersih atau laba yang didapat dalam suatu periode. Sebelum sampai pada pembicaraan mengenai susunan laporan laba rugi perlu diketahui terlebih dahulu beberapa istilah yang digunakan  dalam laporan ini. Definisi-definisi berikut diambilkan dari Statement of Financial Accounting Concept Nomor 6 yang dikeluarkan oleh FASB.
(1) Pendapatan (Revenue)
          Adalah aliran masuk atau kenaikan lain aktiva suatu badan usaha atau pelunasan utangnya (atau kombinasi keduanya) selama suatu periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa, atau dari kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama badan usaha.
(2) Biaya (Expense)
          Adalah aliran keluar atau pemakaian lain aktiva atau timbulnya utang (atau kombinasi keduanya) selama suatu periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa, atau dari pelaksanaan kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama badan usaha.
(3) Penghasilan (Income)
          Adalah selisih penghasilan-penghasilan sesudah dikurangi biaya-biaya. Bila pendapatan lebih kecil daripada biaya, selisihnya sering disebut rugi.
(4) Laba (Gain)
          Adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha, dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha selama suatu periode kecuali yang timbul dari pendapatan (revenue) atau investasi oleh pemilik. Contohnya adalah laba yang timbul dari penjualan aktiva tetap.

(5) Rugi (Loss)
          Adalah penurunan modal (aktiva bersih) dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaga dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha selama suatu periode kecuali yang timbul dari biaya (expense) atau distribusi pada pemilik. Contohnya adalah rugi penjualan surat berharga.
(6) Harga Perolehan (Cost)
          Adalah jumlah uang yang dikeluarkan atau utang yang timbul untuk memperoleh barang atau jasa. Jumlah ini pada saat terjadinya transaksi akan dicatat sebagai aktiva. Misalnya pembelian mesin, dan pembayaran uang muka sewa(persekot biaya).
          Dalam akuntansi biaya, cost dapat juga berarti harga pokok atau biaya produksi yang dikeluarkan untuk membuat barang.

2.5.2.2 Susunan Laporan Laba Rugi
          Laporan laba rugi adalah laporan yang menunjukkan hasil usaga dan biaya biaya selama suatu periode akuntansi. Menurut PSAK 2002 No.1 (revisi 1998), laporan laba rugi perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar.           Laporan laba rugi minimal mecakup pos-pos berikut:
a)      Pendapatan
b)      Laba rugi usaha
c)      Beban pinjaman
d)            Bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang diberlakukan menggunakan metode ekuitas
e)      Beban pajak
f)       Laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan
g)      Pos luar biasa
h)      Hak minoritas, dan
i)        Laba atau rugi bersih untuk periode berjalan
Urut-urutan yang biasa dibuat dalam laporan laba rugi bentuk stafel adalah sebagai berikut:

2.5.2.2.1 Hasil Penjualan atau Pendapatan Jasa

            Menunjukkan jumlah hasil penjualan kepada pembeli selama suatu periode akuntansi, dikurangi penjualan return dan potongan-potongan. Yang dimaksud dengan hasil penjualan ini adalah harga jual kali kuantitas yang dijual, sehingga didalamnya tidak termasuk pajak pertambahan nilai (PPN). Biaya kirim yang dibayar oleh perusahaan tetapi dimintakan ganti pada pembeli juga tidak termasuk dalam hasil penjualan.

2.5.2.2.2 Harga Pokok Penjualan
            Menunjukkan jumlah harga pokok barang-barang yang dijual selama periode akuntansi yang bersangkutan. Jika barang yang dijual itu berasal dari pembelian, maka harga pokok penjualan adalah harga beli kali kuantitas barang yang dijual. Tetapi jika barang yang dijual itu berasal dari hasil produksi sendiri, maka terlebih dahulu harus dihitung harga pokok produksinya. Harga Pokok Penjualannya adalah harga pokok produksi ditambah harga pokok persediaan barang jadi awal periode dan dikurangi harga pokok persediaan barang jadi akhir periode.

2.5.2.2.3 Biaya-Biaya Usaha
            Biaya-biaya usaha dapat dibagi menjadi dua kelompok
(1) Biaya penjualan terdiri dari:
            Gaji dan komisi salesmen
            Advertensi, promosi dan lain-lain
            Bahan pembantu untuk bagian penjualan atau toko
            Depresiasi aktiva tetap bagian penjualan atau toko
            Depresiasi alat pengangkutan penjualan, dan
            Semua biaya yang berhubungan dengan bagian penjualan
(2) Biaya Administrasi dan umum, terdiri dari:
            Gaji pemimpin dan pegawai kantor
            Bahan pembantu untuk kantor
            Depresiasi aktiva tetap kantor
            Telepon, perangko, sumbangan dan lain-lain


2.5.2.2.4 Pendapatan dan Biaya Lain
            Menunjukkan pendapatan dan biaya yang sering terjadi dan yang merupakan tanggung jawab manajer keuangan. Pendapatan lain-lain terdiri dari pendapatan bunga, dividen, sewa, royalty dan fee. Biaya lain-lain terdiri dari biaya bunga dan biaya-biaya yang terjadi karena usaha untuk memperoleh pendapatan lain-lain.

2.5.2.2.5 Pos Luar Biasa
            Menunjukkan jumlah laba atau rugi yang timbul dari hal-hal yang luar biasa. Dalam PSAK No.25 disebutkan suatu kejadian atau transaksi dapat diklasifikasikan sebagai pos luar biasa jika memenuhi kriteria sebagai berikut:
a)      Bersifat tidak normal
Kejadian atau transaksi yang bersangkutan memiliki abnormalitas yang tinggi dan tidak mempunyai hubungan dengan kegiatan normal perusahaan.
b)      Tidak sering terjadi
Kejadian atau transaksi yang bersangkutan tidak sering terjadi dalam kegiatan normal perusahaan.
            Penerapan kedua kriteria diatas harus selalu dihubungkan dengan sifat dan karakterisitik dari kegiatan perusahaan serta factor geografis dari perusahaan. Bila hanya salah satu kriteria yang dipenuhi, maka transaksi tersebut dikelompokkan sebagai penghasilan atau beban lain-lain.
            Selanjutnya PSAK juga menetapkan bahwa pos luar biasa dalam laporan laba rugi disajikan setelah laba yang berasal dari kegiatan normal perusahaan dan penjelasan terhadap pos tersebut diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Contoh kerugian luar biasa adalah kerugian akibat gempa bumi, kebakaran, atau banjir. Contoh keuntungan luar biasa adalah keuntungan perusahaan dari penjualan tanah atau aktiva lain yang tidak digunakan.

2.5.2.3 Pengaruh Kumulatif dari Perubahan Prinsip Akuntansi
            Menunjukkan akibat kumulatif yang terjadi karena penggunaan prinsip akuntansi yang berbeda dengan prinsip akuntansi yang digunakan dalam periode sebelumnya. Sebagai contoh bila dalam periode sebelumnya perusahaan menggunakan metode garis lurus dalam menghitung depresiasi dan dalam periode berjalan digunakan metode jumlah angka tahun. Pengaruh kumulatif ini dihitung sebagai selisih dari:
1. Saldo rekening laba ditahan pada awal periode perubahan, dengan
2. Saldo rekening laba ditahan pada awal periode perubahan bila perubahan prinsip akuntansi yang baru diperhitungkan mundur (retroaktif) untuk seluruh periode sebelumnya yang terpengaruh.

2.5.2.4 Pajak Penghasilan
            Yaitu pajak yang dikenakan terhadap laba yang diperoleh perusahaan. Perhitungan pajak ini dapat didasarkan pada laba akuntansi atau laba menurut pajak.

2.5.2.5 Masalah tentang Laba atau Rugi yang Luar Biasa
            Dalam menjalankan usahanya, perusahaan kadang-kadang memperoleh keuntungan atau menderita kerugian diluar usaha pokoknya. Keuntungan atau kerugian seperti ini terjadinya tidak berulang-ulang, dalam arti yang jarang terjadi, misalnya rugi kebakaran. Masalahnya ialah, apakah keuntungan/kerugian seperti itu akan dilaporkan dalam laopran laba rugi atau tidak. Jika tidak dilaporkan dalam laporan laba rugi, maka akan dilaporkan dalam laporan laba tidak dibagi.
            Dari penjelasan di atas jelas bahwa di dalam laporan laba rugi akan termasuk semua elemen-elemen pendapatan dan biaya, baik yang biasa terjadi maupun yang tidak biasa. Laporan laba rugi yang memasukkan elemen-elemen yang biasa terjadi dan luar biasa disebut laporan laba rugi all inclusive. Sedangkan laporan laba rugi yang hanya berisi elemen-elemen yang biasa terjadi dan tidak termasuk elemen-elemen luar biasa disebut laporan laba rugi current operating performance, yang melaporkan pos-pos luar biasa dalam laporan laba rugi current operating performance, yang melaporkan pos-pos luar biasa dalam laporan laba tidak dibagi. Posisi yang diambil oleh Ikatan Akuntan Indonesia adalah all-inclusive, kecuali akibat koreksi laba tahun lalu. Posisi ini sesuai dengan SFAC Nomor 5.

2.5.2.6 Bentuk Laporan Laba Rugi
Laporan Laba Rugi dapat disusun dalam dua bentuk sebagai berikut:
1.      Multiple Step (Bertahap)
            Bentuk multiple step adalah bentuk laporan laba rugi dimana dilakukan beberapa pengelompokkan terhadap pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya yang disusun dalam urut-urutan tertentu sehingga bisa dihitung penghasilan-penghasilan sebagai berikut:
-          Laba bruto, yaitu hasil penjualan dikurangi harga pokok penjualan
-          Penghasilan usaha bersih, yaitu laba bruto dikurangi biaya-biaya usaha
-          Penghasilan bersih sebelum pajak, yaitu penghasilan usaha bersih ditambah dan dikurangi dengan pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya diluar usaha
-          Penghasilan bersih sesudah pajak, yaitu penghasilan bersih sebelum pajak dikurangi pajak penghasilan
-          Penghasilan bersih dan elemen-elemen luar biasa, yaitu penghasilan bersih sesudah pajak ditambah dan/atau dikurangi dengan elemen-elemen yang tidak  iasa (sesudah diperhitungkan pajak penghasilan untuk pos luar biasa).
2.      Single step
Dalam bentuk ini tidak dilakukan pengelompokkan pendapatan dan biaya ke dalam kelompok-kelompok usaha dan di luar usaha, tetapi hanya dipisahkan antara:
-          Pendapatan-pendapatan dan laba-laba
-          Biaya-biaya dan kerugian-kerugian

2.5.2.7 Alokasi pajak
            Pajak penghasilan yang dikenakan atas penghasilan yang diperoleh dilaporkan mengurangi penghasilan dalam laporan laba rugi. Karena penghasilan dalam suatu periode ini terdiri dari dua unsur yaitu penghasilan usaha yang rutin dan penghasilan luar biasa, maka beban pajaknya juga dibagikan kepada elemen-elemen yang rutin dan luar biasa. Didalam laporan laba rugi dipakai susunan all inclusive, sehingga elemen-elemen tidak biasa juga dilaporkan di situ, oleh karena itu beban PPh semuanya akan dilaporkan dalam laporan laba rugi.
            Apabila kedua jenis penghasilan tersebut (rutin dan luar biasa) keduanya positif, maka beban pajaknya akan dialokasikan dengan perbandingan jumlah penghasilan. Tetapi bila salah satu penghasilan tersebut jumlahnya negatif (rugi), maka penghasilan yang positif akan dibebani dengan pajak yang lebih besar dari yang sesungguhnya dikenakan. Kelebihan ini akan diimbangi dengan pajak kredit dari penghasilan yang negatif.
            Laporan laba rugi dapat juga disusun dengan susunan current operating performance, dimana elemen-elemen tidak biasa tidak masuk di dalamnya tetapi dilaporkan dalam laporan tidak dibagi. Oleh karena itu beban PPh-nya juga dialokasikan pada kedua laporan tersebut. Pajak untuk hasil usaha (penghasilan) yang rutin dilaporkan mengurangi penghasilan dalam laporan laba rugi, sedangkan pajak untuk elemen tidak biasa akan diperhitungkan dalam laporan laba tidak dibagi. Apabila salah satu penghasilan tadi (rutin atau tidak biasa) saldonya negative, maka perlakuan pajaknya sama dengan cara yang ditempuh dalam cara all inclusive.
            Pajak penghasilan yang dibebankan ke dalam laporan laba rugi harus dipisahkan perhitungannya dengan utang pajak yang akan dilaporkan dalan neraca, karena PPh yang menjadi beban dalam laporan laba rugi itu merupaka hasil perkalian tarif dengan jumlah keuntungan, sedangkan utang pajak, di dalamnya mungkin termasuk beban pajak untuk tahun-tahun sebelumnya dimana beban-beban seperti ini (pajak tahun-tahun lalu) harus dibebankan pada laporan laba tidak dibagi. Jika laporan laba rugi di susun dengan cara all inclusive maka koreksi pajak tahun-tahun lalu dilaporkan dalam laporan laba rugidan dimasukkan dalam keleompok elemen tidak biasa. Cara-cara yang diebutkan di atas itu didasarkan pada konsep bahwa “Pajak harus dilaporkan bersama dengan transaksi-transaksi yang menyebabkan timbulnya pajak tadi”, sehingga pajak atas penghasilan rutin dibebankan pada penghasilan rutin dan pajak atas elemen-elemen tidak biasa dibebankan pada elemen-elemen tidak biasa.



2.5.3 Laporan Perubahan Modal
2.5.3.1 Pengertian Laporan Perubahan Modal
   Disamping penyusunan neraca dan laporan laba rugi, pada akhir periode akuntansi biasanya juga disusun laporan yang menunjukkan sebab-sebab perubahan modal perusahaan. Laporan perubahan ekuitas yaitu laporan keuangan yang menunjukan perubahan ekuitas selama satu periode. Laporan perubahan ekuitas terdiri dari saldo awal modal pada neraca saldo setelah disesuaikan di tambah laba bersih selama satu periode dikurangi dengan pengambilan prive.
            Perusahaan dengan bentuk perseroan, perubahan modalnya ditunjukkan di dalam laporan laba tidak dibagi (retained earnings). Didalam laporan ini ditunjukkan laba tidak dibagi awal periode, ditambah dengan laba seperti yang tercantum didalam laporan perhitungan laba rugi dan akan dikurangi dengan dividen yang diumumkan selama periode yang bersangkutan.
            Karena laporan laba rugi dapat disusun dengan cara all inclusive atau current operating performance, maka susunan laporan laba tidak dibagi juga akan berbeda, tergantung kepada laporan perhitungan laba rugi.
            Apabila laporan perhitungan laba rugi disusun dengan cara all inclusive maka di dalam laporan laba tidak dibagi hanya menunjukkan; (a) saldo laba tidak dibagi awal periode; (b) ditambah laba neto dan elemen-elemen luar biasa; (c) ditambah atau dikurangi koreksi kesalahan; (d) dikurangi dividen yang diumumkan. Apabila laporan perhitungan laba rugi disusun dengan cara current operating performance maka elemen luar biasa akan nampak dalam laporan laba tidak dibagi.

2.5.3.2 Akun-akun dalam Perubahan Ekuitas
Komponen akun dalam laporan perubahan ekuitas adalah:
a.  Modal awal
Modal awal berasal dari investasi awal ataupun penambahan investasi.
b. Laba atau rugi
Laba perusahaan akan menambah modal perusahaan, sedangkan rugi akan mengurangi modal perusahaan.
c. Penarikan (prive)
Apabila sebagian laba diambil oleh pemilik untuk kepentingannya sendiri di luar kepentingan perusahaan, maka kejadian ini akan mengurangi modal pemilik. Jika bentuk perusahaan adalah perseorangan atau firma maka penarikan disebut Prive dan jika berbentuk perseroan (PT) penarikan disebut Dividen. Apabila laba lebih besar dari pada penarikan maka akan ada kenaikan modal, sebaliknya jika laba lebih kecil dari penarikan maka akan terjadi penurunan modal.
d. Modal akhir
Modal akhir adalah saldo modal awal ditambah laba rugi dikurangi penarikan.


2.5.3.3 Bentuk Laporan Perubahan Ekuitas
                        Saldo Awal                                XX            
                        Laba Bersih          XX
                        Prive                   (XX)               
Kenaikan/ penurunan modal     XX
                           Modal akhir                           XXX


2.5.4 Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flows)
2.5.4.1 Pengertian Arus Kas
            Laporan arus kas (Inggris: cash flow statement atau statement of cash flows) adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan aliran masuk dan keluar uang (kas) perusahaan. Standar Akuntansi keuangan (SAK) mewajibkan perusahaan untuk menyusun laporan untuk menyusun laporan arus kas dan menjadikan laporan tersebut sebagai bagian yang tidak terpisahkan (integral) dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan. Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas dan setara kas. Kas meliputi uang tunai (cash on hand) dan rekening giro, sedang setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek, dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan.
Tujuan  utama laporan arus kas adalah untuk menyajikan informasi relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan selama suatu periode. Untuk mencapai tujuan itu, aliran kas diklasifikasikan dalam tiga kelompok yang berbeda yaitu penerimaan dan pengeluaran kas yang berasal dari kegiatan investasi, pembelanjaan (financing), dan kegiatan usaha. Kegiatan investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas. Kegiatan pembelanjaan adalah kegiatan yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan. Kegiatan usaha (operasi) adalah kegiatan penghasil utama pendapatan perusahaan dankegiatan lain yang bukan merupakan kegiatan investasi dan pembelanjaan. Tujuan lainnya adalah informasi arus kas berguna sebagai indikator jumlah arus kas di masa yang akan datang, serta berguna untuk menilai kecermatan atas taksiran arus kas yang telah dibuat sebelumnya. Laporan arus kas juga menjadi alat pertanggung jawaban arus kas masuk dan arus kas keluar selama periode pelaporan. Apabila dikaitkan dengan laporan keuangan lainnya, laporan arus kas memberikan informasi yang bermanfaat bagi pengguna laporan dalam mengevaluasi perubahan kekayaan bersih/ekuitas dana suatu entitas pelaporan dan struktur keuangan pemerintah (termasuk likuiditas dan solvabilitas).
Untuk menyusun laporan arus kas, perusahaan  dapat menggunakan metode langsung atau tidak langsung. PSAK No.2 dan juga SF AS 95 mendorong digunakannya metode langsung untuk menyusun laporan arus kas. Metode penyajian langsung adalah metode penyajian yang menampakkan/mengungkapkan kelompok utama dari penerimaan bruto dan pengeluaran kas bruto.
2.5.5 Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan adalah catatan tambahan dan informasi yang ditambahkan ke akhir laporan keuangan untuk memberikan tambahan informasi kepada pembaca dengan informasi lebih lanjut. Catatan atas Laporan Keuangan membantu menjelaskan perhitungan item tertentu dalam laporan keuangan serta memberikan penilaian yang lebih komprehensif dari kondisi keuangan perusahaan. Catatan atas Laporan Keuangan dapat mencakup informasi tentang hutang , kelangsungan usaha , piutang , kewajiban kontinjensi , atau informasi kontekstual untuk menjelaskan angka-angka keuangan (misalnya untuk menunjukkan gugatan).

2.6            Alat Analisis
2.6.1    Analisis Laporan Keuangan Komparatif
Analisis ini dilakukan dengan cara menelaah neraca, laporan laba-rugi atau laporan arus kas yang berurutan dari satu periode ke periode berikutnya. Analisis ini meliputi penelaahan perubahan saldo tiap-tiap akun dari tahun ke tahun atau selama beberapa tahun.
2.6.2    Analisis Perubahan Tahun ke Tahun
Perbandingan laporan keuangan selama periode yang relatif pendek dua atau tiga tahun biasanya dilakukan dengan analisis perubahan tahun ke tahun dalam tiap-tiap pos. Analisis ini memiliki keunggulan penyajian perubahan dalam angka absolut maupun persentase. Analisis perubahan dalam jumlah maupun persentase menjadi relevan karena dasar dolar yang berbeda dalam perhitungan perubahan persentase  dappat menghasilkan perubahan besar yang tidak konsisten dengan kepentingan aktualnya.

2.6.3    Analisis Tren Angka Iindeks
Analisis ini memerlukan pemilihan tahun dasar untuk seluruh pos, yang biasanya diberi angka indeks 100. karena tahun dasar menjadi rujukan untuk semua perbandingan, pilihan terbaikadalah tahun dimana kondisi bisnis normal.

2.6.4    Analisis Laporan Keuangan Common-Size
Analisis laporan keuangan common-size berguna dalam memahami pembentuk internal laporan keuangan. Sebagai contoh, analisis common-size menekankan pada dua factor :
1. sumber pendanaan termasuk distribusi pendanaan antara kewajiban lancar, kewajiban tak lancar dan ekuitas.
2. komposisi aktiva termasuk jumlah untuk masing-masing aktiva lancar dan aktiva tak lancar.
Sebuah laporan laba rugi siap untuk analisis common-size karena setiap pos terkait dengan angka  kunci seperti penjualan. Dalam berbagai tingkatan, penjualan mempengaruhi hampir seluruh beban dan berguna untuk mengetahui berapa persen dari penjualan yang diwakili oleh tiap pos-pos beban. Pengecualian berlaku untuk pajak penghasilan, yang terkait dengan laba sebelum pajak bukan penjualan. Keterbatasan utama laporan keuangan common-size untuk analisis antar perusahaan adalah kegagalannya untuk mencerminkan ukuran relatif perusahaan yang di analisis. 

2.6.5    Analisis Rasio
Analisis rasio dapat mengungkapkan hubungan penting dan menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan tren yang sulit untuk dideteksi dengan mempelajari masing-masing komponen yang membentuk rasio. Rasio paling bermanfaat bile berorientasi ke depan artinya kita sering menyesuaikan faktor-faktor yang mempengaruhi rasio untuk kemungkinan tren dan ukurannya di masa depan.

1. faktor-faktor yang mempengaruhi rasio antara lain peristiwa ekonomi, faktor industri, kebijakan manajemen dan metode akuntansi.
2. interpretasi rasio, bermanfaat jika di interpretasikan dalam perbandingan dengan rasio tahun sebelumnya, standar yang ditentukan sebelumnya dan rasio pesaing.



2.6.5.1         Likuiditas
Untuk mengevaluasi kemampuan memenuhi kewajiban jangka pendek.
Rasio Lancar (current ratio)
aktiva lancar
kewajiban lancar

Rasio Cepat (acid test ratio)
kas+setara kas+surat berharga+piutang usaha
kewajiban lancar

Periode Penagihan (collection period)
piutang rata-rata
penjualan / 360

Jml hari utk menjual persediaan (days to sell inventory)
persediaan rata-rata
HPP / 360

2.6.5.2         Struktur modal dan solvabilitas
Untuk menilai kemampuan memnuhi kewajiban jangka panjang.

Total debt to equity
total kewajiban
ekuitas pemegang saham

Long term debt to equity
kewajiban jangka panjang
ekuitas pemegang saham

Times interest earned
laba sblm pajak & beban bunga
beban bunga

2.6.6    Analisis Arus Kas
Analisis arus kas (cashflow analysis) terutama digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi sumber dan penggunaan dana. Analisis arus kas menyediakan pandangan tentang bagaimana perusahaan memperoleh pendanaan dan menggunakan sumber dayanya.

2.6.7    Model Penilaian
Penilaian (valuasi) biasanya mengacu pada estimasi nilai intrinsik sebuah perusahaan atau sahamnya.
2.6.7.1 Penilaian utang
Nilai efek sama dengan nilai sekarang hasil di masa depan yang didiskontokan pada tingkat yang tepat. Hasil masa depan dari obligasi adalah pembayaran pokok dan bunganya.
2.6.7.2 Penilaian Ekuitas
Dasar penilaian ekuitas seperti penilaian utang adalah nilai sekarang hasil di masa depan yang didiskontokan pada tingkat yang tepat. Rumus penilaian ekuitas menggunakan dividen yang diharapkan (expected), bukan dividen yang sebenarnya (actual). Penggunaan  dividen yang diharapkan  ini karena dividen di masa depan tidak dapat ditentukan. Arus kas bebas bagi ekuitas didefinisikan sebagai arus kas dari operasi dikurangi pengeluaran modal dan penyesuaian untu perubahan utang.


2.6.8    Analisis dalam Pasar Efisien
Hipotesis pasar efisien (Eficcient Market Hypothesis) berhubungan dengan reaksi harga pasar terhadap informasi keuangan dan informasi lainnya. Efisiensi pasar tidak saja tergantung pada ketersediaan informasi, tetapi juga pada interpretasi yang benar.
2.6.9    Keterbatasan Laporan Keuangan
 Laporan keuangan memiliki beberapa keterbatasan, berikut beberapa keterbatasan laporan keuangan. Dalam prinsip-prinsip akuntansi indonesia atau ikatan akuntan Indonesia (IAI) secara terperinci menjelaskan tentang sifat dan keterbatasan laporan keuangan yaitu :
1. Laporan keuangan bersifat historis, laporan kejadian yang telah lewat karenanya, laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.
2. Laporan keuangan bersifat umum, dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu.
3. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan.
4. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material. Demikian pula penerapan prinsip akuntansi terhadap suatu fakta atau pos  tertentu mungkin tidak dilaksanakan jika hal ini tidak menimbulkan pengaruh yang material terhadap kelayakan laporan keuangan.
5. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian, bila terhadap beberapa kemungkinan kesimpulan    yang tidak mengenai penilaian suatu pos, maka lazimnya dipilih alternatif yang menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva yang paling      kecil.
6. Laporan keuangan lebih menekankan kepada makna ekonomis suatu peristiwa atau transaksi daripada bentuk hukumnya.
7. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknik, dan pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknik akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan.
8. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan antara perusahaan.
9. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantifikasikan umumnya diabaikan (IAI, 1994).
10. Laporan keuangan dibuat antara waktu tertentu (intern report) dan bukan merupakan laporan final.
11. Adanya beberapa standar nilai yang bergabung. Beberapa aktiva, biasanya aktiva tetap dilaporkan berdasarkan harga perolehan dikurangi dengan akumulasi pengahapusannya, karena nilai aktiva itu dalam laporan keuangan akan tercantum sebesar nilai bukunya.
12. Adanya pengaruh daya beli uang berubah.
13. Adanya faktor yang tidak dapat dinyatakan dengan uang.
















Bab 3
Penutup

Laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut.  Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
Pengguna Laporan keuangan adalah Investor, Karyawan, Pemberi Pinjaman, Pemasok dan Kreditor usaha lainnya, Pelanggan, Pemerintah, Manajer perusahaan, Pemilik perusahaan
Syarat-syarat yang harus dipenuhi didalam membuat Laporan Keuangan: Relevan ,Dapat dimengerti , Daya uji , Netral ,Tepat waktu ,Daya banding, Lengkap. Laporan keuangan juga memiliki keterbatasan. Terdapat empat jenis laporan keuangan utama, yakni neraca (laporan perubahan posisi keuangan), laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas.










DAFTAR PUSAKA


Baridwan, zaki.2004.Intermediate Accounting.Yogyakarta:BPFE-Yogyakarta
Anggawirya, Erhans.2000. Akuntansi 1. Jakarta: Ercontara Rajawali.
Harahap, Sofyan Syafri.1993 Teori Akuntansi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Hartanto, D.1981. Akuntansi untuk Usahawan. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Ikatan Akuntan Indonesia.1984. Prinsip Akuntansi Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Jauhari, Heri.2007. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia
R, Soemarso S.2009. Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Salemba Empat.
Supriyono, RA.1985. Teori Akuntansi. Yogyakarta: BPFE.