TUGAS SOFTSKIL
LAPORAN KEUANGAN
Dosen : Danang Wijayanto
DEWI ASMARANI
21212946
3EB17
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2014
Bab 1
Pendahuluan
Sebelum membahas
secara mendalam bagaimana menganalisa, menafsirkan kondisi keuangan perusahaan
melalui laporan keuangan maka perlu diperhatikan mengenai pengertian laporan
keuangan, arti penting laporan keuangan, komponen laporan keuangan, sifat
laporan keuangan, keterbatasan laporan keuangan serta tujuan laporan keuangan.
Akuntansi disebut sebagai bahasa bisnis karena merupakan suatu alat
untuk menyampaikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang memerlukannya.
Semakin baik kita mengerti bahasa tersebut, maka semakin baik pula keputusan
kita, dan semakin baik kita didalam mengelola keuangan. Untuk menyampaikan
informasi-informasi tersebut, maka digunakanlah laporan akuntansi atau yang
dikenal sebagai laporan keuangan.
Laporan keuangan sebagai alat yang
sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan adanya keinginan
pihak-pihak tertentu yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut.
Laporan keuangan akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan
apabila dianalisa lebih lanjut, sehingga diperoleh informasi yang dapat
mendukung kebijakan yang akan diambil.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2002) menyatakan, “Laporan keuangan merupakan
bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan
yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan
posisi keuangan (yang dapat disajikan
dalam berbagai cara misalnya,
sebagai laporan arus kas, atau
laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral
dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk
skedul
dan
informasi tambahan
yang
berkaitan
dengan
laporan
tersebut, misalnya, informasi keuangan segmen industri
dan geografis serta
pengungkapan pengaruh perubahan harga”.
Bab 2
Laporan
Keuangan
2.1 Pengertian Laporan Keuangan
Munawir
(2007:5) dalam Analisa laporan Keuangan yang dikutip dari Myer dalam bukunya
Financial Statement Analysis mengatakan bahwa ”Laporan keuangan adalah dua
daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan”.
Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar
pendapatan atau daftar laba rugi.
Ada beberapa
definisi laporan keuangan yang dikemukakan oleh para ahli, yaitu:
a.
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI)
(2004:2) dalam Standar Akuntansi Keuangan menyebutkan bahwa ”Laporan keuangan
merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan, yang meliputi neraca, laporan
laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan, catatan dan laporan lain serta
materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan”.
b.
Harahap (2007:105) ”Laporan keuangan
menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat
tertentu atau jangka waktu tertentu”. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim
dikenal adalah neraca atau laporan laba/rugi, atau hasil usaha, laporan arus
kas, laporan perubahan posisi keuangan.
c.
Mamduh (2003:12) ”Laporan keuangan
pada dasarnya ingin melaporkan kegiatan-kegiatan pendanaan, dan kegiatan
operasional sekaligus sebagai evaluasi keberhasilan strategi perusahaan untuk
mencapai tujuan”.
d.
Munawir (2007:2) ”Laporan keuangan
adalah hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat untuk
berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas perusahaan dengan pihak yang
berkepentingan terhadap data ayau aktivitas perusahaan”.
e.
Drs.
Djarwanto P.S “Laporan
Keuangan adalah hasil dari proses Akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat
untuk berkomunikasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan kondisi
keuangan dan hasil operasi perusahaan”.
f.
Bambang
Riyanto “Laporan
keuangan memberikan ikhtisar mengenai
keadaan keuangan suatu perusahaan, dimana neraca (balance sheet) mencerminkan
nilai aktiva, hutang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu, dan laporan
rugi laba (income statement) mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama satu
periode tertentu, biasanya meliputi periode satu tahun.”
Analisa atas laporan keuangan pada
hakekatnya adalah untuk mengadakan penilaian atas keadaan keuangan atau posisi
keuangan perusahaan pada suatu saat dan perubahan posisi keuangan atau
kemajuan-kemajuan suatu perusahaan melalui laporan keuangan yang bersangkutan.
Jadi laporan keuangan adalah hasil proses akuntansi berupa neraca, laporan
laba rugi, dan laporan lain yang dapat memberi informasi yang akurat tentang
keadaan perusahaan dan hasil yang telah dicapai secara kuantitatif pada semua
yang berkepentingan dalam perusahaan.
2.2
Pengguna Laporan Keuangan
a.
Investor
Investor adalah orang perorangan atau lembaga baik
domestik atau non domestik yang melakukan suatu investasi (bentuk penanaman
modal sesuai dengan jenis investasi yang dipilihnya) baik dalam jangka pendek
atau jangka panjang.
a.
Karyawan
b.
Pemberi Pinjaman
c.
Pemasok dan Kreditor usaha lainnya
Rantai
suplai, rantai pasokan, jaringan logistik, atau jaringan suplai adalah sebuah
sistem terkoordinasi yang terdiri atas organisasi, sumber daya manusia,
aktivitas, informasi, dan sumber-sumber daya lainnya yang terlibat secara
bersama-sama dalam memindahkan suatu produk atau jasa baik dalam bentuk fisik
maupunvirtual dari suatu pemasok kepada pelanggan.
d.
Pelanggan
e.
Pemerintah
f.
Manajer perusahaan
g.
Pemilik perusahaan
2.3
Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi tentang posisi
keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar
kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi
serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan
sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
Tujuan laporan keuangan digolongkan
sebagai berikut :
2.3.1
Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari laporan keuangan adalah menyajikan
laporan posisi keuangan, hasil usaha dan perubahan posisi keuangan lainnya
secara wajar dan sesuai dengan GAAP.[1][1]
2.3.2
Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari laporan
keuangan disebutkan sebagai berikut :
a.
Memberikan informasi yang terpercaya
tentang sumber-sumber ekonomi dan kewajiban perusahaan.
b.
Memberikan informasi yang terpercaya
tentang sumber kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari
laba.
c.
Memberikan informasi keuangan yang
dapat digunakan untuk menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.
d.
Memeberikan informasi yang
diperlukan lainnya tentang perubahan harta dan kewajiban.
e.
Mengungkapkan informasi relevan
lainnya yang dibutuhkan para pemakai laporan.
2.3.3
Tujuan Kualitatif
Adapun tujuan kualitatif yang dirumuskan APB
Statements No. 4 adalah sebagai berikut[2][2] :
a.
Relevance yaitu memilih informasi
yang benar-benar dapat membantu pemakai laporan dalam proses pengambilan
keputusan.
b.
Understandability yaitu informasi
yang dipilih untuk disajikan bukan saja yang penting tetapi juga harus
informasi yang dimengerti para pemakainya.
c.
Verifiability hasil akuntansi itu
harus dapat diperiksa oleh pihak lain yang akan menghasilkan pendapat yang
sama. Dengan kata lain ukurannya harus ada.
d.
Neutrality yaitu laporan akuntansi
itu netral terhadap pihak-pihak yang berkepentingan. Informasi dimaksudkan
untuk pihak umum bukan pihak-pihak tertentu saja.
e.
Timeliness yaitu laporan akuntansi
hanya bermanfaat untuk pengambilan keputusan apabila diserahkan pada saat yang
tepat.
f.
Comparability yaitu informasi
akuntansi harus dapat saling dibandingkan artinya akuntansi harus memiliki
prinsip yang sama baik untuk suatu perusahaan maupun perusahaan lain.
g.
Completeness yaitu informasi
akuntansi yang dilaporkan harus mencakup semua kebutuhan yang layak dari para
pemakai.
Dua belas tujuan laporan keuangan
menurut laporan “Trueblood Committee” adalah sebagai berikut[3][3] :
a.
Menyediakan informasi untuk
pembuatan keputusan-keputusan ekonomi
b.
Menyajikan informasi terutama pada
para pemakai yang memiliki otoritas, kemampuan atau sumber-sumber yang terbatas
dalam memperoleh informasi dan mereka menyandarkan diri pada laporan keuangan
sebagai sumber utama informasi tentang kegiatan ekonomi perusahaan.
c.
Menyediakan informasi yang dapat
dipakai oleh para investor dan kreditor untuk memprediksi, membandingkan dan
mengevaluasi aliran kas potensial untuk mereka dalam ukuran jumlah, waktu dan
hubungannya dengan ketidak pastian.
d.
Menyediakan informasi kepada para
pemakai untuk prediksi, perbandingan dan evaluasi earning power perusahaan.
e.
Menyediakan informasi yang dapat
dipakai dalam menilai kemampuan manajemen untuk memanfaatkan pemakaian
sumber-sumber secara efektif dalam mencapai tujuan perusahaan.
f.
Menyediakan informasi factual dan interpretatif
tentang transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian yang lain digunakan untuk
prediksi, perbandingan dan evaluasi earning power perusahaan. Dasar anggapan
yang mendasari interpretasi, evaluasi, prediksi atau estimasi akan diungkapkan.
g.
Menyediakan laporan posisi keuangan
yang dapat dipakai untuk prediksi, pembandingan dan evaluasi earning power
perusahaan. Laporan tersebut akan menyediakan informasi yang berhubungan dengan
transaksi perusahaan dan kejadian-kejadian lainnya yang merupakan bagian siklus
earning tidak lengkap. Nilai saat ini (current value) juga akan dilaporkan jika
terdapat perbedaan yang signifikan dengan harga perolehan historical
(historical cost). Aktiva dan hutang akan dikelompokkan atau dipisahkan oleh
ketidakpastian relatif dari jumlah dan waktu realisasi prospektif atau
likuidasi.
h.
Menyediakan laporan earning periodik
yang bermanfaat untuk prediksi, perbandingan evaluasi earning power perusahaan.
Hasil bersih siklus earning yang komplit dan hasil kegiatan perusahaan dalam
perkembangan yang diakui kearah penyelesaian siklus yang belum selesai akan
dilaporkan. Perubahan dalam nilai yang digambarkan dalam laporan keberhasilan
posisi keuangan juga akan dilaporkan, tetapi secara terpisah, sejak mereka
membedakan ukuran kepastian realisasinya.
i.
Menyediakan laporan kegiatan
keuangan yang bermanfaat untuk prediksi, perbandingan dan evaluasi earning
power perusahafakan. Laporan ini akan melaporkan sebagian besar aspek-aspek
faktual transaksi perusahaan yang mempunyai atau diharapkan mempunyai
konsekuensi kas yang signifikan. Laporan ini akan melaporkan data yang
memerlukan judgment minimal dan interpretasi oleh pihak penyusun.
j.
Menyajikan informasi yang bermanfaat
untuk proses prediktif. Peramalan keuangan akan disajikan jika peramalan tersebut
akan meningkatkan realibilitas prediksi para pemakai.
k.
Lembaga pemerintahan dan organisasi
tidak bertujuan laba adalah untuk menyediakan informasi yang bermanfaat untuk
menilai efektifitas pengelolaan sumber-sumber dalam mencapai tujuan organisasi.
Pengukuran prestasi akan dikuantitaskan dalam ukuran tujuan-tujuan yang
diidentifikasikan.
l.
Melaporkan kegiatan perusahaan yang
mempengaruhi masyarakat. Dalam hal ini adalah pengaruh yang dapat ditentukan,
dijelaskan atau diatur dan sifatnya penting untuk menentukan peranan perusahaan
dalam lingkungan sosialnya.
2.4
Syarat-syarat Laporan Keuangan
Berikut
syarat-syarat yang harus dipenuhi didalam membuat Laporan Keuangan :
- Relevan artinya bahwa informasi
yang dijadikan harus ada hubungan dengan pihak-pihak yang memerlukan untuk
mengambil keputusan.
- Dapat dimengerti artinya bahwa
laporan keuangan yang disusun berdasarkan secara jelas dan mudah difahami
oleh para pemakainya.
- Daya uji artinya bahwa laporan
keuangan yang disusun berdasarkan konsep-konsep dasar akuntansidan
prinsip-prinsip akuntansi yang dianut, sehingga dapat diuji kebenarannya
oleh pihak lain.
- Netral artinya bahwa laporan
keuangan yang disajikan bersifat umum, objektif dan tidak memihak pada
kepentingan pemakai tertentu.
- Tepat waktu artinya bahwa
laporan keuangan harus di sajikan tepat pada waktunya
- Daya banding artinya bahwa
perbandingan laporan keuangan dapat diadakan baik antara laporan
perusahaan dalam tahun tertentu dengan tahun sebelumnya atau laporan
keuangan perusahaan tertentu dengan perusahaan lain pada tahun yang sama.
Lengkap
artinya bahwa laporan keuangan yang disusun harus memenuhi syarat-syarat
tersebut diatas dan tidak menyesatkan pembaca.
2.5
Susunan Laporan Keuangan
Dalam
bagian ini akan diuraikan isi dan susunan masing-masing laporan keuangan yang
dihasilkan setiap periode yaitu
2.5.1 Neraca
Neraca adalah laporan yang
menunjukkan keadaan keuangan suatu unit usaha pada tanggal tertentu. Keadaan
keuangan ini ditunjukkan dengan jumlah harta yang dimiliki yang disebut aktiva
dan jumlah kewajiban perusahaan yang disebut pasiva, atau dengan kata lain,
aktiva adalah investasi didalam perusahaan dan pasiva merupakan sumber-sumber
yang digunakan untuk investasi tersebut. Oleh karena itu, dapat dilihat dalam
neraca bahwa jumlah aktiva akan sama besar dengan jumlah pasiva, dimana pasiva
itu terdiri dari dua golongan kewajiban yaitu kewajiban kepada pihak luar yang
disebut utang dan kewajiban terhadap pemilik perusahaan yang disebut modal.
Bila disusun dalam bentuk persamaan maka akan nampak bahwa:
Aktiva=
Utang+Modal
Dalam pengertian aktiva, selain
barang-barang dan hak-hak yang dimiliki, didalamnya termasuk juga biaya-biaya
yang belum dibebankan dalam periode yang bersangkutan, tetapi akan dibebankan
pada periode-periode yang akan datang. Oleh karena itu, didalam judul aktiva,
akan termasuk juga pos-pos kas, tagihan-tagihan, surat-surat berharga
(merupakan sumber uang) dan pengeluaran-pengeluaran yang akan memberi manfaat
di masa yang akan datang, sehingga pembebanannya juga ditunda seperti aktiva
tetap, hak paten dan persekot-persekot biaya. Utang merupakan milik kreditur
yang ditanamkan dalam perusahaan dan jumlah-jumlah ini merupakan kewajiban yang
harus dilunasi. Cara pelunasan utang ini bermacam-macam, bisa dengan uang
ataupun dibayar dengan barang atau jasa.
Modal menunjukkan jumlah milik para
pemilik yang ditanamkan dalam perusahaan. Jumlah ini timbul dari setoran para
pemilik dan perubahan-perubahan nilai aktiva yang terjadi karena hasil usaha
perusahaan. Modal ini bukan merupakan jumlah yang harus dilunasi, tetapi dalam
hal likuidasi, para pemilik baru menerima pelunasan sesudah para kreditur
dilunasi.
Elemen-elemen dalam neraca biasanya
dikelompokkan dalam suatu cara yang tujuannya adalah untuk memudahkan analisa.
Biasanya aktiva dan utang dikelompokkan dalam kelompok lancar (jangka pendek)
dan tidak lancar (tetap). Pengelompokkan seperti ini akan memungkinkan
dihitungnya modal kerja perusahaan yaitu selisih antara aktiva lancer dengan
utang lancar.
2.5.1.1 Pernyataan standar keuangan
- Perusahaan
menyajikan aset lancar terpisah dari aset tidak lancar dan kewajiban jangka pendek terpisah dari kewajiban jangka panjang kecuali untuk
industri tertentu diatur dalam PSAK khusus. Aset lancar disajikan menurut
urutan likuiditas sedangkan kewajiban disajikan
menurut urutan jatuh tempo.
- Perusahaan
harus mengungkapkan informasi jumlah setiap aset yang akan diterima dan
kewajiban yang dibayarkan sebelum dan sesudah dua belas bulan dari tanggal
neraca.
- Apabila
perusahaan menyediakan barang atau jasa dalam siklus operasi perusahaan yang dapat diidentifikasi
dengan jelas, maka klasifikasi aset lancar dan tidak lancar serta kewajiban jangka pendek dan jangka
panjang dalam neraca memberikan informasi yang bermanfaat dengan
membedakan aset bersih sebagai modal kerja dengan aset yang digunakan untuk operasi
jangka panjang.
2.5.1.2 Penggolongan Aktiva, Utang dan Modal
Seperti yang sudah dikemukakan
diatas, aktiva dan utang dikelompokkan dalam kelompok lancar dan tidak lancar.
Pengelompokkan seperti itu hanyalah merupakan suatu kelompok besar yang akan
dirinci lebih lanjut. Susunan aktiva dan pasiva didalam neraca adalah sebagai
berikut:
Harta-harta/Aktiva
Aktiva lancar
Investasi jangka panjang
Aktiva tetap berwujud
Aktiva tidak berwujud
Aktiva/harta lainnya
Utang-utang dan Modal Sendiri
Utang-utang
Utang-utang lancar
Pendapatan yang diterima
dimuka
Utang-utang jangka
panjang
Utang-utang lain
Modal
sendiri
Modal saham yang disetor
Agio/disagio saham
Cadangan-cadangan
Laba tidak dibagi
Setiap
golongan diatas akan diuraikan pengertiannya dan elemen-elemen yang termasuk
didalamnya.
2.5.1.2.1 Aktiva
FASB dalam Concept Nomor 6- Elements
of Financial Statements of Business Enterprises menyatakan bahwa aktiva adalah
manfaat ekonomis dimasa yang akan datang yang diharapkan akan diterima oleh
suatu badan usaha sebagai hasil dari transaksi-transaksi dimasa lalu. Suatu
aktiva mempunyai tiga sifat pokok yaitu:
a. Mempunyai
kemungkinan manfaat dimasa yang akan datang yang berbentuk kemampuan (baik
sendiri atau kombinasi dengan aktiva lainnya) untuk menyumbang pada aliran kas
masuk dimasa datang baik langsung maupun secara tidak langsung.
b. Suatu
badan usaha tertentu dapat memperoleh manfaatnya dan mengawasi manfaat tersebut
c. Transaksi-transaksi
yang menyebabkan timbulnya hak perusahaan untuk memperoleh dan mengawasi
manfaat tersebut sudah terjadi. Pada umumnya aktiva juga mempunyai sifat-sifat
lain seperti diperoleh dengan jumlah sebesar harga perolehan, berwujud, dapat
ditukar dengan aktiva lain atau mempunyai kekuatan hukum. Sifat-sifat lain ini
tidak mutlak, karena tanpa cost, dapat juga tidak berwujud dan lain-lain.
2.5.1.2.2 Aktiva lancar
Yang dimaksud dengan aktiva lancar
adalah uang kas dan aktiva-aktiva lain atau sumber sumber yang diharapkan akan
direalisasi menjadi uang kas atau dijual atau dikonsumsi selama siklus usaha
perusahaan yang normal atau dalam waktu satu tahun mana yang lebih lama. Yang
menjadi masalah adalah menentukkan lamanya siklus usaha perusahaan, biasanya
siklus usaha ini ditentukan dengan menghitung rata-rata waktu yang diperlukan
sejak pengeluaran uang untuk membeli barang atau jasa sampai dengan saat dimana
barang-barang atau jasa tadi dapat diubah kembali menjadi uang. Jadi merupakan
waktu rata-rata sejak pengeluaran uang, disimpan sebagai persediaan, dijual dan
berubah menjadi piutang dan penerimaan dari pelunasan piutang.
Didalam neraca, aktiva lancar akan
disusun dalam urutan-urutan likuiditas, dalam arti yang paling likuid
dicantumkan paling atas, disusul dengan pos-pos yang kurang likuid dibandingkan
dengan pos diatasnya. Elemen-elemen yang termasuk ke dalam golongan aktiva
lancar adalah:
a.
Kas yang tersedia untuk
usaha sekarang dan elemen-elemen yang dapat disamakan dengan kas, misalnya cek,
money order, pos wesel dan lain-lain.
b.
Surat-surat berharga
yang merupakan investasi jangka pendek
c.
Piutang dagang dan
piutang wesel
d.
Piutang pegawai, anak
perusahaan dan pihak-pihak lain, jika akan diterima dalam waktu satu tahun
e.
Piutang angsuran dan
piutang wesel angsuran, jika merupakan
hal yang umum dalam perdagangan dan akan dilunasi dalam jangka waktu satu
tahun.
f.
Persediaan barang
dagangan, bahan mentah, barang dalam proses, barang jadi bahan-bahan pembantu
dan bahan-bahan serta suku cadang yang dipakai dalam pemeliharaan alat-alat/mesin-mesin.
g.
Biaya-biaya yang
dibayar dimuka seperti asuransi, bunga, sewa, pajak-pajak, bahan pembantu dan
lain-lain. Ditinjau dari batasan bahwa aktiva lancar itu adalah kas atau aktiva
lain yng diharapkan dapat segera diubah menjadi uang, maka sesungguhnya
biaya-biaya yang dibayar dimuka tidak dapat memenuhi kriteria sebagai aktiva
lancar, karena biaya dibayar dimuka tidak akan kembali menjadi uang. Tetapi
jika tidak dibayar di muka maka biaya-biaya tadi akan dibayar dengan
menggunakan sumber aktiva lancar, oleh karena itu maka biaya dibayar dimuka
dimasukkan dalam kelompok aktiva lancar.
2.5.1.2.3 Investasi
Jangka Panjang
Judul ini merupakan aktiva tidak
lancar yang didalamnya termasuk beberapa macam investasi yang bisa berbentuk
surat-surat berharga, penyisihan dana, dan investasi jangka panjang yang lain.
Elemen-elemen yang masuk kelompok investasi jangka panjang adalah:
1.
Investasi jangka
panjang dalam surat-surat berharga seperti saham, obligasi dan wesel jangka
panjang. Investasi dalam bentuk surat berharga ini biasanya ditunjukkan untuk
memperoleh pendapatan yang tetap,
mengawasi perusahaan lain atau menjaga kontinuitas suplai bahan baku, dan lain
lain.
2.
Investasi dalam anak
perusahaan, termasuk uang muka jangka panjang.
3.
Investasi dalam bentuk
aktiva tetap berwujud (seperti tanah, mesin-mesin) tetapi belum digunakan untuk
usaha sekarang.
4.
Penyisihan dana untuk
tujuan jangka panjang seperti dana pelunasan obligasi, dana ekspansi, dana
pembelian saham sendiri, dana pembayaran pension, dana penggantian gedung, dan
lain-lain.
5.
Cash
surrender value dari polis asuransi jiwa.
2.5.1.2.4 Aktiva tetap
berwujud
Judul yang dipakai untuk melaporkan
kelompok aktiva tetap berwujud itu bermacam-macam tergantung pada jenis
perusahaannya. Yang sering dipakai adalah judul pabrik dan alat-alat, atau
sering juga dengan judul aktiva tetap. Didalam judul ini termasuk aktiva-aktiva
yang dpaat digunakan lebih dari satu periode seperti tanah, gedung-gedung,
mesin dan alat-alat, perabot, kendaraan, dan lain-lain. Cara mencantumkan
didalam neraca dimulai dari yang paling tetap (paling panjang umurnya), disusul
dengan yang lebih pendek umurnya. Untuk aktiva tetap yang didepresiasi, maka di
neraca harus ditunjukkan harga perolehan dan akumulasi depresiasinya.
2.5.1.2.5 Aktiva Tetap
Tidak Berwujud
Didalam judul ini akan dilaporkan
hak-hak jangka panjang yang sifatnya tidak berwujud yang dimiliki oleh
perusahaan seperti goodwill, hak
paten, merk dagang, hak cipta, dan lain-lain. Dalam kelompok ini termasuk juga
saldo debit dari pengeluaran-pengeluaran yang belum diakui sebagai biaya,
tetapi pembebanannya ditunda, seperti biaya pendirian perusahaan (organization costs).
2.5.1.2.6 Aktiva atau
Harta Lain-lain
Judul ini dipakai untuk melaporkan
aktiva-aktiva yang tidak dapat dimasukkan dalam kelompok-kelompok lain seperti
misalnya titipan kepada penjual untuk menjamin kontrak, bangunan dalam
pengerjaan, piutang-piutang jangka panjang, uang muka pada pejabat perusahaan
dan lain-lain.
Selain kelompok-kelompok yang
diatas, pada tanggal penyusunan neraca mungkin ada hak-hak atau klaim-klaim
tertentu yang belum pasti. Karena haknya belum pasti maka dianggap sebagai
aktiva yang belum pasti (contingent
assets). Aktiva semacam ini akan dilaporkan dalam neraca dengan catatan
kaki (footnotes). Contoh dari aktiva
yang belum pasti ini misalnya klaim terhadap perusahaan asuransi, klaim atas
pajak, dan klaim terhadap penjual barang.
2.5.1.2.7 Utang-utang dan
ekuitas
Utang adalah pengorbanan manfaat
ekonomis yang akan timbul dimasa yang akan datang yang disebabkan oleh
kewajiban-kewajiban disaat sekarang dari suatau badan usaha yang akan dipenuhi
dengan mentransfer aktiva atau memberikan jasa kepada badan usaha lain di masa
datang sebagai dari transaksi-transaksi yang sudah lalu.
Ekuitas adalah hak milik sisa (residual interest) dalam aktiva suatu
badan usaha yang tersisa sesudah dikurangi utang. Dalam suatu badan usaha,
ekuitas adalah hak dari pemilik.
Utang
Lancar
Utang lancar atau utang jangka
pendek adalah utang-utang yang pelunasannya akan memerlukan penggunaan
sumber-sumber yang digolongkan dalam aktiva lancar atau dengan menimbulkan
suatu utang baru. Yang termasuk kelompok utang lancar adalah:
a.
Utang dagang, yaitu
utang-utang yang timbul dari pembelian barang-barang dagangan atau jasa.
b.
Utang wesel, yaitu
utang-utang yang memakai bukti-bukti tertulis berupa kesanggupan untuk membayar
pada tanggal tertentu.
c.
Taksiran utang pajak,
yaitu jumlah pajak penghasilan yang diperkirakan untuk laba periode yang
bersangkutan.
d.
Utang biaya, yaitu
biaya-biaya yang sudah menjadi beban tetapi belum dibayar. Misalnya utang gaji,
utang bunga dan lain-lain.
e.
Utang-utang lain yang
akan dibayar dalam waktu 12 bulan. Dalam kelompok ini hanya dimasukkan
utang-utang, yang pelunasannya akan menggunakan sumber-sumber dari aktiva
lancar. Utang-utang yang tidak dilunasi dari aktiva lancar tidak termasuk dalam
kelompok ini. Misalnya utang obligasi yang sudah jatuh tempo dan akan dibayar
dari dana pelunasan obligasi, maka utang oblugasi ini tidak termasuk utang
lancar, begitu juga utang-utang lancar yang akan dilunasi dari dana-dana khusus
yang sudah disediakan.
Pendapatan
yang Diterima di Muka
Yang dilaporkan dalam judul ini
adalah penerimaan-penerimaan yang tidak merupakan pendapatan untuk periode yang
bersangkutan. Penerimaan-penerimaan semacam ini akan tetap dilaporkan sebagai
pendapatan yang diterima di muka sampai saat dimana penerimaan tadi dapat
diakui sebagai pendapatan.
Utang
Jangka Panjang
Didalam judul ini dilaporkan
utang-utang yang pelunasannya tidak menggunakan sumber-sumber yang digolongkan
sebagai aktiva lancar, misalnya utang obligasi, utang wesel jangka panjang dan
lain-lain utang yang sifatnya sama. Bagian dari utang jangka panjang yang jatuh
tempo dan akan dilunasi dalam waktu 12 bulan dan menggunakan sumber-sumber
aktiva lancar akan dilaporkan dalam kelompok utang lancar.
Utang-utang
lain
Utang-utang yang tidak dapat
dilaporkan dalam judul diatas, dilaporkan dengan judul utang-utang lain.
Misalnya utang obligasi yang akan jatuh tempo tetapi akan dilunasi dari dana
pelunasan obligasi, utang jangka panjang kepada pejabat perusahaan atau kepada
anak perusahaan dan lain-lain.
Utang-utang yang mungkin timbul
karena aktivitas di masa yang lalu disebut utang-utang yang belum pasti (contingent liability). Utang-utang seperti ini ditunjukkan dalam
neraca dengan cara catatan kaki. Yang termasuk utang-utang yang belum pasti
misalnya piutang wesel didiskontokan, sengketa hukum, pajak dan beban-beban
lain yang belum pasti, dan garansi-garansi yang diberikan.
Ekuitas
Ekuitas adalah perbedaan antara
aktiva dengan utang dan merupakan kewajiban perusahaan kepada pemilik. Dalam
perusahaan perseorangan, ekuitas ditunjukkan dalam satu rekening yang diberi
nama ekuitas. Dalam perusahaan yang berbentuk firma ekuitas ditunjukkan dalam
rekening ekuitas masing-masing anggota. Dalam perusahaan yang berbentuk
perseroan ekuitas ditunjukkan dengan rekening ekuitas yang terdiri dari
beberapa elemen sebagai berikut:
a. Modal Disetor
Modal disetor adalah jumlah uang
yang disetorkan oleh pemegang saham dan biasanya dibagi dalam 2 kelompok yaitu:
1) Modal
saham, yaitu jumlah nominal saham yang beredar.
Didalam neraca cara mencantumkan modal
saham beredar adalah sebagai berikut:
Modal
statuter …………………………………………. Rp xx
(-)
Saham dalam protepel ……………………………….Rp xx
Modal saham beredar ……………………………………………Rp
xx
2.
Agio/disagio saham, yaitu selisih antara setoran pemegang saham dengan nilai
nominal saham. Agio adalah selisih di atas nominal, sedang disagio adalah selisih
di bawah nominal. Di dalam neraca, agio akan ditambahkan pada modal saham
beredar, sedangkan disagio dikurangkan.
b. Laba Tidak Dibagi
Merupakan kumpulan laba tahun-tahun
sebelumnya yang tidak dibagi sebagai dividen. Laba tidak dibagi merupakan
elemen modal yang berasal dari dalam perusahaan. Apabila laba tidak dibagi
saldonya debit, biasanya disebut defisit.
Saldo rekening laba tidak dibagi
sewaktu-waktu dapat diminta sebagai dividen oleh pemegang saham. Apabila
diinginkan untuk membatasi agar laba tidak dibagi tidak diminta sebagai dividen
seluruhnya, maka bisa dibuat cadabfab-cadangan dari laba tidak dibagi. Cadangan
yang dibentuk antara lain cadangan untuk ekspansi, cadangan pelunasan obligasi,
cadangan penurunan harga persediaan dan lain-lain. Jumlah laba tidak dibagi
yang sudah dicadangkan tidak dapat diminta sebagai dividen. Didalam neraca laba
tidak dibagi akan dicantumkan sebagai berikut:
Laba
tidak dibagi:
Untuk ekspansi …………………………………………. Rp xx
Untuk pelunasan obligasi
……………………………….. Rp xx
Bebas ……………………………………………………..Rp xx
Rp xx
c. Modal Penilaian
Kembali
Apabila diadakan penilaian kembali
terhadap aktiva-aktiva perusahaan, maka selisih antara nilai buku lama dengan
nilai buku yang baru dicatat sebagai modal penilaian kembali. Didalam neraca,
modal penilaian kembali dilaporkan dalam kelompok modal dan dijumlahkan dengan
elemen-elemen modal yang lain.
d. Modal Sumbangan
Modal sumbangan ini timbul apabila
perusahaan memperoleh aktiva yang berasal dari sumbangan. Aktiva yang diterima
dicatat dalam rekening aktiva dengan cara yang biasa dan diimbangi dengan
pencatatan dalam rekening modal sumbangan. Di dalam neraca modal sumbangan di
laporkan dalam kelompok modal dan dijumlahkan dengan elemen-elemen modal yang
lain.
e. Modal Lain-lain
Dalam kelompok ini dilaporkan modal
perusahaan yang tidak dapat dimasukkan ke dalam salah satu kelompok diatas.
2.5.1.3 Bentuk neraca
Neraca dapat disusun dalam beberapa
bentuk yang berbeda, di mana urut-urutan kelompok baik aktiva maupun pasiva
juga berbeda-beda. Bentuk neraca yang sering ditemui dalam praktik ada dua
macam yaitu:
a.
Bentuk rekening T, di mana aktiva disusun di bagian kiri dengan urut-urutan
sebagai berikut:
Aktiva lancar
Investasi jangka panjang
Aktiva tetap berwujud
Aktiva tetap tidak berwujud
Aktiva lain-lain
Sedang pasiva disusun di bagian kanan dan
dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: utang dan modal. Utang disusun dengan
urut-urutan sebagai berikut:
Utang lancar:
Utang dagang
Utang wesel
Utang muka langganan/titipan
Utang biaya
Utang lancar lain-lain
Pendapatan diterima di muka
Utang jangka panjang
Utang lain-lain
Modal disusun dalam neraca dengan
urut-urutan sebagai berikut:
Modal saham beredar
Agio/disagio saham
Modal penilaian kembali
Modal sumbangan
Modal lain-lain
Laba tidak dibagi
-
Belum ada tujuannya
-
Dicadangkan.
b.
Bentuk laporan, dimana
aktiva, utang dan modal disusun dengan urutan ke bawah (vertical). Perincian
terhadap masing-masing kelompok baik aktiva, pasiva maupun utang dilakukan
dengan cara yang sama seperti dalam neraca bentuk rekening T.
2.5.2 Laporan Laba Rugi
2.5.2.1 Pengertian
Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah suatu laporan
yang menunjukkan pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya dari suatu unit usaha untuk
suatu periode tertentu. Selisih antara pendapatan-pendapatan dan biaya
merupakan laba yang diperoleh atau rugi yang diderita oleh perusahaan. Laporan
laba rugi yang kadang-kadang disebut laporan penghasilan atau laporan
pendapatan dan biaya merupakan laporan yang menunjukkan kemjuan keuangan
perusahaan dan juga merupakan tali penghubung dua neraca yang berurutan.
Dari uraian diatas dapat dilihat
pentingnya laporan laba rugi yaitu sebagai alat untuk mengetahui kemajuan yang
dicapai perusahaan dan juga mengetahui
berapakah hasil bersih atau laba yang didapat dalam suatu periode. Sebelum
sampai pada pembicaraan mengenai susunan laporan laba rugi perlu diketahui
terlebih dahulu beberapa istilah yang digunakan
dalam laporan ini. Definisi-definisi berikut diambilkan dari Statement of Financial Accounting Concept Nomor
6 yang dikeluarkan oleh FASB.
(1) Pendapatan
(Revenue)
Adalah aliran masuk atau kenaikan lain
aktiva suatu badan usaha atau pelunasan utangnya (atau kombinasi keduanya)
selama suatu periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang,
penyerahan jasa, atau dari kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama badan
usaha.
(2) Biaya (Expense)
Adalah aliran keluar atau pemakaian
lain aktiva atau timbulnya utang (atau kombinasi keduanya) selama suatu periode
yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa, atau dari
pelaksanaan kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama badan usaha.
(3) Penghasilan
(Income)
Adalah selisih penghasilan-penghasilan
sesudah dikurangi biaya-biaya. Bila pendapatan lebih kecil daripada biaya,
selisihnya sering disebut rugi.
(4) Laba (Gain)
Adalah kenaikan modal (aktiva bersih)
yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari
suatu badan usaha, dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang
mempengaruhi badan usaha selama suatu periode kecuali yang timbul dari
pendapatan (revenue) atau investasi oleh pemilik. Contohnya adalah laba yang
timbul dari penjualan aktiva tetap.
(5) Rugi (Loss)
Adalah penurunan modal (aktiva bersih)
dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan
usaga dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha
selama suatu periode kecuali yang timbul dari biaya (expense) atau distribusi pada pemilik. Contohnya adalah rugi
penjualan surat berharga.
(6) Harga Perolehan
(Cost)
Adalah jumlah uang yang dikeluarkan
atau utang yang timbul untuk memperoleh barang atau jasa. Jumlah ini pada saat
terjadinya transaksi akan dicatat sebagai aktiva. Misalnya pembelian mesin, dan
pembayaran uang muka sewa(persekot biaya).
Dalam akuntansi biaya, cost dapat juga
berarti harga pokok atau biaya produksi yang dikeluarkan untuk membuat barang.
2.5.2.2 Susunan Laporan
Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah laporan yang
menunjukkan hasil usaga dan biaya biaya selama suatu periode akuntansi. Menurut
PSAK 2002 No.1 (revisi 1998), laporan laba rugi perusahaan disajikan sedemikian
rupa yang menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi
penyajian secara wajar. Laporan
laba rugi minimal mecakup pos-pos berikut:
a)
Pendapatan
b)
Laba rugi usaha
c)
Beban pinjaman
d)
Bagian dari laba atau
rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang diberlakukan menggunakan metode
ekuitas
e)
Beban pajak
f)
Laba atau rugi dari
aktivitas normal perusahaan
g)
Pos luar biasa
h)
Hak minoritas, dan
i)
Laba atau rugi bersih
untuk periode berjalan
Urut-urutan
yang biasa dibuat dalam laporan laba rugi bentuk stafel adalah sebagai berikut:
2.5.2.2.1 Hasil Penjualan atau Pendapatan Jasa
Menunjukkan jumlah hasil penjualan
kepada pembeli selama suatu periode akuntansi, dikurangi penjualan return dan
potongan-potongan. Yang dimaksud dengan hasil penjualan ini adalah harga jual
kali kuantitas yang dijual, sehingga didalamnya tidak termasuk pajak
pertambahan nilai (PPN). Biaya kirim yang dibayar oleh perusahaan tetapi
dimintakan ganti pada pembeli juga tidak termasuk dalam hasil penjualan.
2.5.2.2.2 Harga Pokok Penjualan
Menunjukkan jumlah harga pokok
barang-barang yang dijual selama periode akuntansi yang bersangkutan. Jika
barang yang dijual itu berasal dari pembelian, maka harga pokok penjualan
adalah harga beli kali kuantitas barang yang dijual. Tetapi jika barang yang
dijual itu berasal dari hasil produksi sendiri, maka terlebih dahulu harus
dihitung harga pokok produksinya. Harga Pokok Penjualannya adalah harga pokok
produksi ditambah harga pokok persediaan barang jadi awal periode dan dikurangi
harga pokok persediaan barang jadi akhir periode.
2.5.2.2.3 Biaya-Biaya Usaha
Biaya-biaya usaha dapat dibagi
menjadi dua kelompok
(1)
Biaya penjualan terdiri dari:
Gaji dan komisi salesmen
Advertensi, promosi dan lain-lain
Bahan pembantu untuk bagian
penjualan atau toko
Depresiasi aktiva tetap bagian
penjualan atau toko
Depresiasi alat pengangkutan
penjualan, dan
Semua biaya yang berhubungan dengan
bagian penjualan
(2)
Biaya Administrasi dan umum, terdiri dari:
Gaji pemimpin dan pegawai kantor
Bahan pembantu untuk kantor
Depresiasi aktiva tetap kantor
Telepon, perangko, sumbangan dan
lain-lain
2.5.2.2.4 Pendapatan dan Biaya Lain
Menunjukkan pendapatan dan biaya
yang sering terjadi dan yang merupakan tanggung jawab manajer keuangan.
Pendapatan lain-lain terdiri dari pendapatan bunga, dividen, sewa, royalty dan fee. Biaya lain-lain terdiri dari biaya bunga dan biaya-biaya yang
terjadi karena usaha untuk memperoleh pendapatan lain-lain.
2.5.2.2.5 Pos Luar Biasa
Menunjukkan jumlah laba atau rugi
yang timbul dari hal-hal yang luar biasa. Dalam PSAK No.25 disebutkan suatu
kejadian atau transaksi dapat diklasifikasikan sebagai pos luar biasa jika
memenuhi kriteria sebagai berikut:
a) Bersifat
tidak normal
Kejadian atau transaksi yang
bersangkutan memiliki abnormalitas yang tinggi dan tidak mempunyai hubungan
dengan kegiatan normal perusahaan.
b) Tidak
sering terjadi
Kejadian atau transaksi yang
bersangkutan tidak sering terjadi dalam kegiatan normal perusahaan.
Penerapan kedua kriteria diatas
harus selalu dihubungkan dengan sifat dan karakterisitik dari kegiatan
perusahaan serta factor geografis dari perusahaan. Bila hanya salah satu
kriteria yang dipenuhi, maka transaksi tersebut dikelompokkan sebagai
penghasilan atau beban lain-lain.
Selanjutnya PSAK juga menetapkan
bahwa pos luar biasa dalam laporan laba rugi disajikan setelah laba yang
berasal dari kegiatan normal perusahaan dan penjelasan terhadap pos tersebut
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Contoh kerugian luar biasa
adalah kerugian akibat gempa bumi, kebakaran, atau banjir. Contoh keuntungan
luar biasa adalah keuntungan perusahaan dari penjualan tanah atau aktiva lain
yang tidak digunakan.
2.5.2.3 Pengaruh Kumulatif dari Perubahan Prinsip
Akuntansi
Menunjukkan akibat kumulatif yang
terjadi karena penggunaan prinsip akuntansi yang berbeda dengan prinsip
akuntansi yang digunakan dalam periode sebelumnya. Sebagai contoh bila dalam
periode sebelumnya perusahaan menggunakan metode garis lurus dalam menghitung
depresiasi dan dalam periode berjalan digunakan metode jumlah angka tahun.
Pengaruh kumulatif ini dihitung sebagai selisih dari:
1.
Saldo rekening laba ditahan pada awal periode perubahan, dengan
2.
Saldo rekening laba ditahan pada awal periode perubahan bila perubahan prinsip
akuntansi yang baru diperhitungkan mundur (retroaktif) untuk seluruh periode
sebelumnya yang terpengaruh.
2.5.2.4 Pajak Penghasilan
Yaitu pajak yang dikenakan terhadap
laba yang diperoleh perusahaan. Perhitungan pajak ini dapat didasarkan pada
laba akuntansi atau laba menurut pajak.
2.5.2.5 Masalah tentang Laba atau Rugi yang Luar
Biasa
Dalam menjalankan usahanya,
perusahaan kadang-kadang memperoleh keuntungan atau menderita kerugian diluar
usaha pokoknya. Keuntungan atau kerugian seperti ini terjadinya tidak
berulang-ulang, dalam arti yang jarang terjadi, misalnya rugi kebakaran.
Masalahnya ialah, apakah keuntungan/kerugian seperti itu akan dilaporkan dalam
laopran laba rugi atau tidak. Jika tidak dilaporkan dalam laporan laba rugi,
maka akan dilaporkan dalam laporan laba tidak dibagi.
Dari penjelasan di atas jelas bahwa
di dalam laporan laba rugi akan termasuk semua elemen-elemen pendapatan dan
biaya, baik yang biasa terjadi maupun yang tidak biasa. Laporan laba rugi yang
memasukkan elemen-elemen yang biasa terjadi dan luar biasa disebut laporan laba
rugi all inclusive. Sedangkan laporan
laba rugi yang hanya berisi elemen-elemen yang biasa terjadi dan tidak termasuk
elemen-elemen luar biasa disebut laporan laba rugi current operating
performance, yang melaporkan pos-pos luar biasa dalam laporan laba rugi current
operating performance, yang melaporkan pos-pos luar biasa dalam laporan laba
tidak dibagi. Posisi yang diambil oleh Ikatan Akuntan Indonesia adalah
all-inclusive, kecuali akibat koreksi laba tahun lalu. Posisi ini sesuai dengan
SFAC Nomor 5.
2.5.2.6 Bentuk Laporan Laba Rugi
Laporan
Laba Rugi dapat disusun dalam dua bentuk sebagai berikut:
1.
Multiple Step
(Bertahap)
Bentuk multiple step adalah bentuk
laporan laba rugi dimana dilakukan beberapa pengelompokkan terhadap
pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya yang disusun dalam urut-urutan tertentu
sehingga bisa dihitung penghasilan-penghasilan sebagai berikut:
-
Laba bruto, yaitu hasil
penjualan dikurangi harga pokok penjualan
-
Penghasilan usaha
bersih, yaitu laba bruto dikurangi biaya-biaya usaha
-
Penghasilan bersih
sebelum pajak, yaitu penghasilan usaha bersih ditambah dan dikurangi dengan
pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya diluar usaha
-
Penghasilan bersih
sesudah pajak, yaitu penghasilan bersih sebelum pajak dikurangi pajak
penghasilan
-
Penghasilan bersih dan
elemen-elemen luar biasa, yaitu penghasilan bersih sesudah pajak ditambah
dan/atau dikurangi dengan elemen-elemen yang tidak iasa (sesudah diperhitungkan pajak
penghasilan untuk pos luar biasa).
2.
Single step
Dalam
bentuk ini tidak dilakukan pengelompokkan pendapatan dan biaya ke dalam
kelompok-kelompok usaha dan di luar usaha, tetapi hanya dipisahkan antara:
-
Pendapatan-pendapatan
dan laba-laba
-
Biaya-biaya dan
kerugian-kerugian
2.5.2.7 Alokasi pajak
Pajak penghasilan yang dikenakan
atas penghasilan yang diperoleh dilaporkan mengurangi penghasilan dalam laporan
laba rugi. Karena penghasilan dalam suatu periode ini terdiri dari dua unsur
yaitu penghasilan usaha yang rutin dan penghasilan luar biasa, maka beban
pajaknya juga dibagikan kepada elemen-elemen yang rutin dan luar biasa. Didalam
laporan laba rugi dipakai susunan all
inclusive, sehingga elemen-elemen tidak biasa juga dilaporkan di situ, oleh
karena itu beban PPh semuanya akan dilaporkan dalam laporan laba rugi.
Apabila kedua jenis penghasilan
tersebut (rutin dan luar biasa) keduanya positif, maka beban pajaknya akan
dialokasikan dengan perbandingan jumlah penghasilan. Tetapi bila salah satu
penghasilan tersebut jumlahnya negatif (rugi), maka penghasilan yang positif
akan dibebani dengan pajak yang lebih besar dari yang sesungguhnya dikenakan.
Kelebihan ini akan diimbangi dengan pajak kredit dari penghasilan yang negatif.
Laporan laba rugi dapat juga disusun
dengan susunan current operating performance, dimana elemen-elemen tidak biasa
tidak masuk di dalamnya tetapi dilaporkan dalam laporan tidak dibagi. Oleh
karena itu beban PPh-nya juga dialokasikan pada kedua laporan tersebut. Pajak
untuk hasil usaha (penghasilan) yang rutin dilaporkan mengurangi penghasilan
dalam laporan laba rugi, sedangkan pajak untuk elemen tidak biasa akan
diperhitungkan dalam laporan laba tidak dibagi. Apabila salah satu penghasilan
tadi (rutin atau tidak biasa) saldonya negative, maka perlakuan pajaknya sama
dengan cara yang ditempuh dalam cara all
inclusive.
Pajak penghasilan yang dibebankan ke
dalam laporan laba rugi harus dipisahkan perhitungannya dengan utang pajak yang
akan dilaporkan dalan neraca, karena PPh yang menjadi beban dalam laporan laba
rugi itu merupaka hasil perkalian tarif dengan jumlah keuntungan, sedangkan
utang pajak, di dalamnya mungkin termasuk beban pajak untuk tahun-tahun
sebelumnya dimana beban-beban seperti ini (pajak tahun-tahun lalu) harus
dibebankan pada laporan laba tidak dibagi. Jika laporan laba rugi di susun
dengan cara all inclusive maka
koreksi pajak tahun-tahun lalu dilaporkan dalam laporan laba rugidan dimasukkan
dalam keleompok elemen tidak biasa. Cara-cara yang diebutkan di atas itu
didasarkan pada konsep bahwa “Pajak harus dilaporkan bersama dengan
transaksi-transaksi yang menyebabkan timbulnya pajak tadi”, sehingga pajak atas
penghasilan rutin dibebankan pada penghasilan rutin dan pajak atas
elemen-elemen tidak biasa dibebankan pada elemen-elemen tidak biasa.
2.5.3 Laporan Perubahan
Modal
2.5.3.1 Pengertian
Laporan Perubahan Modal
Disamping penyusunan neraca dan laporan laba
rugi, pada akhir periode akuntansi biasanya juga disusun laporan yang
menunjukkan sebab-sebab perubahan modal perusahaan. Laporan
perubahan ekuitas yaitu laporan keuangan yang menunjukan perubahan ekuitas
selama satu periode. Laporan perubahan ekuitas terdiri dari saldo awal modal
pada neraca saldo setelah disesuaikan di tambah laba bersih selama satu periode
dikurangi dengan pengambilan prive.
Perusahaan dengan bentuk perseroan,
perubahan modalnya ditunjukkan di dalam laporan laba tidak dibagi (retained earnings). Didalam laporan ini
ditunjukkan laba tidak dibagi awal periode, ditambah dengan laba seperti yang
tercantum didalam laporan perhitungan laba rugi dan akan dikurangi dengan
dividen yang diumumkan selama periode yang bersangkutan.
Karena laporan laba rugi dapat
disusun dengan cara all inclusive
atau current operating performance,
maka susunan laporan laba tidak dibagi juga akan berbeda, tergantung kepada
laporan perhitungan laba rugi.
Apabila laporan perhitungan laba
rugi disusun dengan cara all inclusive
maka di dalam laporan laba tidak dibagi hanya menunjukkan; (a) saldo laba tidak
dibagi awal periode; (b) ditambah laba neto dan elemen-elemen luar biasa; (c)
ditambah atau dikurangi koreksi kesalahan; (d) dikurangi dividen yang
diumumkan. Apabila laporan perhitungan laba rugi disusun dengan cara current operating performance maka
elemen luar biasa akan nampak dalam laporan laba tidak dibagi.
2.5.3.2
Akun-akun
dalam Perubahan Ekuitas
Komponen akun dalam laporan perubahan ekuitas adalah:
a. Modal awal
Modal awal
berasal dari investasi awal ataupun penambahan investasi.
b. Laba atau rugi
Laba perusahaan akan menambah modal
perusahaan, sedangkan rugi akan mengurangi modal perusahaan.
c. Penarikan (prive)
Apabila sebagian laba diambil oleh
pemilik untuk kepentingannya sendiri di luar kepentingan perusahaan, maka
kejadian ini akan mengurangi modal pemilik. Jika bentuk
perusahaan adalah perseorangan atau firma maka penarikan disebut Prive
dan jika berbentuk perseroan (PT) penarikan disebut Dividen. Apabila laba
lebih besar dari pada penarikan maka akan ada kenaikan modal, sebaliknya jika
laba lebih kecil dari penarikan maka akan terjadi penurunan modal.
d. Modal akhir
Modal akhir adalah saldo modal awal
ditambah laba rugi dikurangi penarikan.
2.5.3.3
Bentuk
Laporan Perubahan Ekuitas
Saldo
Awal
XX
Laba
Bersih XX
Prive
(XX)
Kenaikan/ penurunan modal XX
Modal
akhir
XXX
2.5.4 Laporan Arus Kas
(Statement of Cash Flows)
2.5.4.1 Pengertian Arus
Kas
Laporan arus kas (Inggris: cash flow statement atau statement of cash flows) adalah bagian dari laporan
keuangan
suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan aliran masuk dan
keluar uang (kas) perusahaan. Standar
Akuntansi keuangan (SAK) mewajibkan perusahaan untuk menyusun laporan untuk
menyusun laporan arus kas dan menjadikan laporan tersebut sebagai bagian yang
tidak terpisahkan (integral) dari laporan keuangan untuk setiap periode
penyajian laporan keuangan. Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas dan
setara kas. Kas meliputi uang tunai (cash
on hand) dan rekening giro, sedang setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid,
berjangka pendek, dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah
tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan.
Tujuan utama laporan arus kas adalah untuk
menyajikan informasi relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu
perusahaan selama suatu periode. Untuk mencapai tujuan itu, aliran kas
diklasifikasikan dalam tiga kelompok yang berbeda yaitu penerimaan dan
pengeluaran kas yang berasal dari kegiatan investasi, pembelanjaan (financing), dan kegiatan usaha. Kegiatan
investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi
lain yang tidak termasuk setara kas. Kegiatan pembelanjaan adalah kegiatan yang
mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman
perusahaan. Kegiatan usaha (operasi) adalah kegiatan penghasil utama pendapatan
perusahaan dankegiatan lain yang bukan merupakan kegiatan investasi dan
pembelanjaan. Tujuan lainnya adalah informasi arus kas berguna sebagai indikator jumlah arus kas di masa yang akan
datang, serta berguna untuk menilai kecermatan atas taksiran arus kas yang telah dibuat sebelumnya.
Laporan arus kas juga menjadi alat pertanggung jawaban arus kas masuk dan arus
kas keluar selama periode pelaporan. Apabila dikaitkan dengan
laporan keuangan lainnya, laporan arus kas memberikan informasi yang bermanfaat
bagi pengguna laporan dalam mengevaluasi perubahan kekayaan bersih/ekuitas dana
suatu entitas pelaporan dan struktur keuangan pemerintah (termasuk likuiditas dan solvabilitas).
Untuk
menyusun laporan arus kas, perusahaan
dapat menggunakan metode langsung atau tidak langsung. PSAK No.2 dan
juga SF AS 95 mendorong digunakannya metode langsung untuk menyusun laporan
arus kas. Metode penyajian langsung adalah metode penyajian yang
menampakkan/mengungkapkan kelompok utama dari penerimaan bruto dan pengeluaran
kas bruto.
2.5.5
Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan adalah catatan
tambahan dan informasi yang ditambahkan ke akhir laporan
keuangan untuk memberikan tambahan informasi kepada pembaca dengan
informasi lebih lanjut. Catatan atas Laporan Keuangan membantu menjelaskan
perhitungan item tertentu dalam laporan keuangan serta memberikan penilaian
yang lebih komprehensif dari kondisi keuangan perusahaan. Catatan atas Laporan
Keuangan dapat mencakup informasi tentang hutang
, kelangsungan usaha , piutang
, kewajiban kontinjensi , atau informasi kontekstual untuk menjelaskan
angka-angka keuangan (misalnya untuk menunjukkan
gugatan).
2.6
Alat Analisis
2.6.1
Analisis Laporan Keuangan Komparatif
Analisis ini
dilakukan dengan cara menelaah neraca, laporan laba-rugi atau laporan arus kas
yang berurutan dari satu periode ke periode berikutnya. Analisis ini meliputi penelaahan perubahan saldo
tiap-tiap akun dari tahun ke tahun atau selama beberapa tahun.
2.6.2 Analisis
Perubahan
Tahun
ke Tahun
Perbandingan
laporan keuangan selama periode yang relatif pendek dua atau tiga tahun
biasanya dilakukan dengan analisis perubahan tahun ke tahun dalam tiap-tiap
pos. Analisis ini memiliki keunggulan penyajian perubahan dalam angka absolut
maupun persentase. Analisis perubahan dalam jumlah maupun persentase menjadi
relevan karena dasar dolar yang berbeda dalam perhitungan perubahan
persentase dappat menghasilkan perubahan
besar yang tidak konsisten dengan kepentingan aktualnya.
2.6.3 Analisis
Tren
Angka Iindeks
Analisis ini
memerlukan pemilihan tahun dasar untuk seluruh pos, yang biasanya diberi angka
indeks 100. karena tahun dasar menjadi rujukan untuk semua perbandingan,
pilihan terbaikadalah tahun dimana kondisi bisnis normal.
2.6.4 Analisis Laporan
Keuangan Common-Size
Analisis laporan keuangan common-size
berguna dalam memahami pembentuk internal laporan keuangan. Sebagai contoh,
analisis common-size menekankan pada dua factor :
1. sumber pendanaan termasuk distribusi pendanaan
antara kewajiban lancar, kewajiban tak lancar dan ekuitas.
2. komposisi aktiva termasuk jumlah
untuk masing-masing aktiva lancar dan aktiva tak lancar.
Sebuah laporan
laba rugi siap untuk analisis common-size karena setiap pos terkait dengan
angka kunci seperti penjualan. Dalam
berbagai tingkatan, penjualan mempengaruhi hampir seluruh beban dan berguna
untuk mengetahui berapa persen dari penjualan yang diwakili oleh tiap pos-pos
beban. Pengecualian berlaku untuk pajak penghasilan, yang terkait dengan laba
sebelum pajak bukan penjualan. Keterbatasan utama laporan keuangan common-size
untuk analisis antar perusahaan adalah kegagalannya untuk mencerminkan ukuran
relatif perusahaan yang di analisis.
2.6.5
Analisis Rasio
Analisis rasio dapat mengungkapkan hubungan penting dan
menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan tren yang sulit untuk
dideteksi dengan mempelajari masing-masing komponen yang membentuk rasio. Rasio
paling bermanfaat bile berorientasi ke depan artinya kita sering menyesuaikan
faktor-faktor yang mempengaruhi rasio untuk kemungkinan tren dan ukurannya di
masa depan.
1. faktor-faktor yang mempengaruhi rasio antara lain
peristiwa ekonomi, faktor industri, kebijakan manajemen dan metode
akuntansi.
2. interpretasi rasio, bermanfaat jika di interpretasikan
dalam perbandingan dengan rasio tahun sebelumnya, standar yang ditentukan
sebelumnya dan rasio pesaing.
2.6.5.1
Likuiditas
Untuk mengevaluasi kemampuan memenuhi kewajiban jangka
pendek.
Rasio
Lancar (current ratio)
|
aktiva
lancar
|
kewajiban
lancar
|
|
Rasio Cepat (acid test ratio)
|
kas+setara kas+surat berharga+piutang usaha
|
kewajiban
lancar
|
|
Periode Penagihan (collection period)
|
piutang
rata-rata
|
penjualan
/ 360
|
|
Jml hari utk menjual
persediaan (days to sell inventory)
|
persediaan
rata-rata
|
HPP
/ 360
|
2.6.5.2
Struktur modal dan solvabilitas
Untuk menilai kemampuan memnuhi kewajiban jangka panjang.
Total debt to equity
|
total
kewajiban
|
ekuitas
pemegang saham
|
|
Long term debt to equity
|
kewajiban
jangka panjang
|
ekuitas
pemegang saham
|
|
Times interest earned
|
laba sblm pajak & beban bunga
|
beban
bunga
|
2.6.6
Analisis
Arus Kas
Analisis arus kas (cashflow analysis) terutama
digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi sumber dan penggunaan dana. Analisis
arus kas menyediakan pandangan tentang bagaimana perusahaan memperoleh
pendanaan dan menggunakan sumber dayanya.
2.6.7
Model
Penilaian
Penilaian (valuasi) biasanya mengacu pada estimasi
nilai intrinsik sebuah perusahaan atau sahamnya.
2.6.7.1 Penilaian
utang
Nilai efek sama dengan nilai sekarang hasil di masa depan
yang didiskontokan pada tingkat yang tepat. Hasil masa depan dari obligasi
adalah pembayaran pokok dan bunganya.
2.6.7.2 Penilaian Ekuitas
Dasar penilaian ekuitas seperti penilaian utang adalah
nilai sekarang hasil di masa depan yang didiskontokan pada tingkat yang tepat.
Rumus penilaian ekuitas menggunakan dividen yang diharapkan (expected), bukan
dividen yang sebenarnya (actual). Penggunaan
dividen yang diharapkan ini
karena dividen di masa depan tidak dapat ditentukan. Arus kas bebas bagi ekuitas
didefinisikan sebagai arus kas dari operasi dikurangi pengeluaran modal dan
penyesuaian untu perubahan utang.
2.6.8
Analisis
dalam Pasar Efisien
Hipotesis pasar efisien (Eficcient Market Hypothesis)
berhubungan dengan reaksi harga pasar terhadap informasi keuangan dan informasi
lainnya. Efisiensi pasar tidak saja tergantung pada ketersediaan informasi,
tetapi juga pada interpretasi yang benar.
2.6.9
Keterbatasan Laporan Keuangan
Laporan keuangan memiliki beberapa
keterbatasan, berikut beberapa keterbatasan laporan keuangan. Dalam
prinsip-prinsip akuntansi indonesia atau ikatan akuntan Indonesia (IAI) secara
terperinci menjelaskan tentang sifat dan keterbatasan laporan keuangan
yaitu :
1. Laporan
keuangan bersifat historis, laporan kejadian yang telah lewat karenanya,
laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi
dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.
2. Laporan keuangan bersifat umum, dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan pihak tertentu.
3. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran
dan berbagai pertimbangan.
4. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material. Demikian pula
penerapan prinsip akuntansi terhadap suatu fakta atau pos tertentu
mungkin tidak dilaksanakan jika hal ini tidak menimbulkan pengaruh yang
material terhadap kelayakan laporan keuangan.
5. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian,
bila terhadap beberapa kemungkinan kesimpulan yang tidak mengenai
penilaian suatu pos, maka lazimnya dipilih alternatif yang menghasilkan laba
bersih atau nilai aktiva yang paling kecil.
6. Laporan keuangan lebih menekankan kepada makna ekonomis suatu peristiwa
atau transaksi daripada bentuk hukumnya.
7. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknik, dan
pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknik akuntansi dan sifat dari
informasi yang dilaporkan.
8. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan
menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis dan tingkat
kesuksesan antara perusahaan.
9. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat
dikuantifikasikan umumnya diabaikan (IAI, 1994).
10. Laporan keuangan dibuat antara waktu tertentu (intern report) dan
bukan merupakan laporan final.
11. Adanya beberapa standar
nilai yang bergabung. Beberapa aktiva, biasanya aktiva tetap dilaporkan
berdasarkan harga perolehan dikurangi dengan akumulasi pengahapusannya, karena
nilai aktiva itu dalam laporan keuangan akan tercantum sebesar nilai bukunya.
12. Adanya pengaruh daya beli
uang berubah.
13. Adanya faktor yang tidak
dapat dinyatakan dengan uang.
Bab 3
Penutup
Laporan
keuangan merupakan catatan informasi keuangan suatu
perusahaan pada suatu periode akuntansi yang
dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan
informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang
bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat
keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship)
manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
Pengguna
Laporan keuangan adalah Investor, Karyawan, Pemberi
Pinjaman, Pemasok dan Kreditor usaha lainnya, Pelanggan, Pemerintah, Manajer perusahaan, Pemilik
perusahaan
Syarat-syarat yang harus dipenuhi didalam membuat Laporan Keuangan: Relevan
,Dapat dimengerti , Daya uji , Netral ,Tepat waktu ,Daya banding, Lengkap.
Laporan keuangan juga memiliki keterbatasan. Terdapat empat jenis laporan
keuangan utama, yakni neraca (laporan perubahan posisi keuangan), laporan laba
rugi, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas.
DAFTAR PUSAKA
Baridwan,
zaki.2004.Intermediate Accounting.Yogyakarta:BPFE-Yogyakarta
Anggawirya,
Erhans.2000. Akuntansi 1. Jakarta:
Ercontara Rajawali.
Harahap,
Sofyan Syafri.1993 Teori Akuntansi.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Hartanto,
D.1981. Akuntansi untuk Usahawan.
Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Ikatan Akuntan Indonesia.1984. Prinsip Akuntansi Indonesia. Jakarta:
Rineka Cipta.
Jauhari,
Heri.2007. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
Bandung: Pustaka Setia
R, Soemarso
S.2009. Akuntansi Suatu Pengantar.
Jakarta: Salemba Empat.
Supriyono,
RA.1985. Teori Akuntansi. Yogyakarta:
BPFE.